Para penyebar berita bohong atau hoax
bermunculan dan gencar melakukan provokasi untuk memecah belah dan
mangadu domba masyarakat. Pada akhirnya para pembaca dibuat untuk saling
fitnah dan dampaknya terjadi permusuhan. Para penyebar berita bohong
menginginkan Negara Kesatuan Republik Indonesia terpecah belah. Padahal
Indonesia merupakan negara kaya akan energi, alam yang subur, budaya
yang tersebar di berbagai penjuru tanah air, beribu-ribu bahasa daerah.
Beberapa bulan ini bangsa mengalami krisis Kebhinnekaan, yang
mengakibatkan munculnya isu SARA. Pada akhirnya menggambarkan kemrosotan
masyarakat bidang spiritualitas, moralitas luhur bangsa, rendahnya
menghargai perbedaan budaya dan agama.
Hal ini sangat memprihatinkan dan harus
sejak dini dilakukan pencegahan, Selama awal masa pemerintahan Presiden
Joko Widodo membuat suatu program yaitu gerakan nasional revolusi
mental. Pada pelaksanaannya gerakan nasional revolusi mental dilakukan
melalui pendidikan. Adapun program pendidikan yaitu dengan pendekatan
penguatan pendidikan karakter (PPK).
Program penguatan pendidikan karakter di
sekolah mempunyai tujuan yaitu memperkuat karakter siswa melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga. Pendidikan
karakter memuat nilai utama yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong dan integritas. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara
individual maupun sosial, yaitu mereka memiliki akhlaq, moral, budi
pekerti mulia dan menghargai perbedaan. Pendidikan sebagai dasar awal
untuk memberikan pondasi tentang nilai-nilai budaya dan agama sebagai
sesuatu yang Rahmatan lil Alamin.
Pendidikan Kebhinnekaan dapat mengakar
dihati para siswa sebagai sesuatu realitas kehidupan di dunia. Realitas
perbedaan yang menjadi keharusan dalam hidup menuju nilai-nilai
persatuan bangsa. Sebagaimana tertuang dalam undang-undang Dasar 1945
Pasal 31 ayat 5, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat
1, “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
Pendidikan karakter hakikatnya dibangun
atas dasar Kebhinnekaan bukan dengan keseragaman. Kebhinnekaan merupakan
modal pendidikan. Karena berbagai keturunan bangsa atau suku, berbagai
agama kumpul menjadi satu dengan tujuan untuk belajar mewujudkan
cita-cita pendiri bangsa yang tertuang dalam pancasila. Para siswa di
sekolah yang terdiri dari berbagai agama, suku dan ras merupakan
cerminan Kebhinnekaan Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada
saat bermain, bersenda gurau, saling mengajari, saling menghormati dan
menghargai merupakan kegiatan spontan yang hakikatnya mereka belajar
untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Para siswa berbaur dan
menyatu membentuk kelompok belajar, mereka belajar dari hatinya bukan
melihat fisiknya. Para siswa ikhlas menerima perbedaan, mereka saling
belajar bahasa, budaya nenek moyangnya, mereka tertarik mempelajari lagu
daerah, tari-tarian, dan sebaginya. Betapa menyejukkannya melihat
fenomena pendidikan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kebhinnekaan
sebagai sarana pembentukkan karakter siswa.
Berbagai perbedaan, melatih para siswa
untuk bersikap dan membentuk pribadi yang saling mencintai dan
menyayangi. Mereka bangga akan jati dirinya bagian dari bangsa Indonesia
yang terdiri dari berbagai agama, suku dan ras. Melalui kebhinnekaan
mereka belajar menumbuhkan nilai-nilai karakter. Karena hakikatnya
pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan teknologi
yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karakter merupakan pilar penting dalam
kehidupan bangsa dan negara. Penguatan pendidikan karakter bukan sekadar
mengajarkan pengetahuan kepada siswa tentang mana yang baik dan mana
yang buruk. Namun lebih dari itu, penguatan pendidikan karakter
merupakan proses menanamkan nilai-nilai positif kepada siswa melalui
berbagai cara yang tepat. Membentuk kesadaran dan kemandirian siswa
bahwa ada kebhinnekaan di Indonesia. Oleh karena itu pentingnya
penanaman kepada siswa tentang perbedaan itu membawa berkah.
Kegiatan penanaman penguatan pendidikan
karakter yang dilakukan selama ini di sekolah SMP Islam Bani Hasyim
dengan tujuan menumbuhkan nilai-nilai karakter dengan bermodalkan
kebhinekaan yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Penanaman sikap nasionalisme dan patriotisme melalui berbagai kegiatan.
2. Membuat program pengenalan perbedaan agama dan cara menghormatinya secara kontekstual.
3. Melestarikan budaya bangsa yang relevan dengan nilai-nilai agama dan pancasila.
4. Mengenalkan berbagai bahasa, pakaian, tari dan sebagainya kepada siswa sebagai program rutin, bukan sekedar normatif.
5. Melakukan kajian sejarah tentang nilai-nilai persatuan.
6. Dialog dengan siswa dari berbagai daerah melalui studi kebhinekaan.
7. Mangajak siswa untuk aktif dalam berliterasi positif baik media cetak maupun media elektronik.
8. Menyeleksi kebenaran suatu berita apakah hoax atau sesuai dengan fakta.
9. Mengajak siswa untuk menghindari grup di media sosial yang tidak dikenalnya.
1. Penanaman sikap nasionalisme dan patriotisme melalui berbagai kegiatan.
2. Membuat program pengenalan perbedaan agama dan cara menghormatinya secara kontekstual.
3. Melestarikan budaya bangsa yang relevan dengan nilai-nilai agama dan pancasila.
4. Mengenalkan berbagai bahasa, pakaian, tari dan sebagainya kepada siswa sebagai program rutin, bukan sekedar normatif.
5. Melakukan kajian sejarah tentang nilai-nilai persatuan.
6. Dialog dengan siswa dari berbagai daerah melalui studi kebhinekaan.
7. Mangajak siswa untuk aktif dalam berliterasi positif baik media cetak maupun media elektronik.
8. Menyeleksi kebenaran suatu berita apakah hoax atau sesuai dengan fakta.
9. Mengajak siswa untuk menghindari grup di media sosial yang tidak dikenalnya.
Berbagai program tersebut dilakukan secara
terus menerus melalui pembiasaan dan berbagai kegiatan pembelajaran,
baik kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Berbagai kegiatan
tersebut membawa dampak positif, yaitu tumbuhnya nilai-nilai karakter
siswa. Pada akhirnya program kegiatan dengan mengintegrasikan antara
penguatan pendidikan karakter, dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dikemas dalam bentuk
program yang meliputi 4 aspek yaitu program religius, gotong royong,
nasionalis dan integritas. Program tersebut, dilaksanakan secara
bertahap untuk membentuk karakter siswa. Adapun tahap pembentukan yaitu
kesadaran, kemandirian dan menggerakkan. Kesadaran adanya kebhinnekaan,
kemandirian saling menghargai perbedaan dan menggerakkan orang lain
untuk saling menghormati perbedaan.
Adapun nilai-nilai kebhinnekaan menjadi
dasar untuk menggerakkan para siswa saling belajar membutuhkan dan
saling berbagi tanpa membedakan agama, ras, suku maupun golongan dengan
tujuan mulia. Kegiatan yang dilandasi kesadaran akan kebhinnekaan
membawa dampak kepada karakter yang saling menghargai perbedaan. Pada
akhirnya siswa selalu bertindak dan berbuat dengan nilai-nilai religius.
Karena pada hakikatnya agama mengajarkan adanya perbedaan. Tuhan
menciptakan umat manusia dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.
Hasil dari program revolusi mental dengan
pendekatan pendidikan karakter yaitu para siswa menjadi anak yang
tangguh dan tidak mudah terprovokasi oleh golongan tertentu, siswa
kritis, siswa menjadi peduli dan empati, siswa suka bekerjasama dan
gotong royong, mandiri, jujur, saling menghargai, menghormati, mempunyai
rasa nasionalis dan integritas.
Hasil pendidikan penguatan karakter
menjadi ujung tombak kebhinnekaan yang dapat menimbulkan rasa
nasionalisme dan berpegang teguh dengan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan sebagai sarana menjaga keutuhan negara kesatuan republik
Indonesia. Pada akhirnya guru dan siswa di SMP Islam Bani Hasyim
melaksanakan pembelajaran di sekolah, dengan memanfaatkan perbedaan
budaya, agama, suku dan ras untuk memperkaya pengetahuan dan khasanah
persatuan bangsa dan negara Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar