Nama Eggi Sudjana memang semakin terkenal beberapa hari ini. Setelah sempat muncul namanya sebagai pengacara First Travel dan kemudian mengundurkan diri, kini nama Eggi kembali muncul dalam struktur kelompok penyebar fitnah dan ujaran kebencian, Saracen. Posisinya tidak tanggung-tanggung adalah dewan penasehat.
Mengetahui bahwa namanya muncul dalam struktur kelompok Saracen, Eggi sontak menyatakan bahwa namanya dicatut dan dia tidak ada terlibat sama sekali dengan kelompok Saracen tersebut. Eggi bahkan dengan lantang menolak kalau dia dipanggil sebagai saksi.
Eggi menyatakan bahwa dia sudah secara terang benderang tidak terlibat atas kelompok Saracen tersebut. Eggi sepertinya pura-pura bodoh karena sebagai pengacara seharusnya dia tahu bahwa hanya dengan dasar pengakuannya saja tidak bisa dijadikan sebuah kebenaran. Eggi harus mampu membuktikan dia tidak terlibat dengan hadir sebagai saksi.
Kehadirannya sebagai saksi tersebut akan dicatat dalam BAP dan menjadi sebuah pernyataan yang berkekuatan hukum. Terang benderang tidak terlibat tidak boleh hanya didasari ucapan orang kampung seperti itu. Kalau hanya dengan menyangkal kita bisa bebas dari panggilan polisi untuk apa ada profesi pengacara seperti Eggi??
Eggi tampak sekali sebenarnya sedang panik. Karena kepanikan itulah dia menjadi tidak tenang dan menjadi bodoh. Dia menjadi lupa bahwa sebagai pengacara, dia harusnya belajar mematuhi hukum, bukan melanggarnya dengan menolak tampil menjadi saksi. Bukan hanya itu, dia bahkan mengancam kalau tetap dipanggil menjadi saksi akan perang.
Ancaman Eggi ini tidaklah heran disampaikannya. Karena Eggi tabiatnya tidak jauh-jauh dari Rizieq SHihab yang suka mengancam dan mengajak perang karena merasa dirinya dikriminalisasi. Padahal, kalau memang merasa tidak bersalah, maka tirulah Ahok yang tidak pernah mangkir dari proses hukum.
Pernyataan Eggi ini pun secara tidak langsung dijawab oleh Presiden Jokowi yang tidak akan membiarkan masalah Saracen ini berhenti hanya kepada Jasriadi, tetapi juga sampai kepada pemesan Saracen. Hal ini tentu saja akan berimbas dengan dipanggilnya Eggi yang kemungkinan besar jadi penghubung atau broker konten-konten fitnah tersebut.
Karena bakalan sulit kalau Jasriadi dan teman-teman berjualan fitnah dan ujaran kebencian kalau tidak ada nama Eggi yang diasosiasikan sebagai tukang provokasi. Proses pemasaran pun lancar karena nama Eggi dipercayai oleh para pemesan. Sama seperti GNPF dan FPI, tanpa hadirnya Rizieq, maka para pemesan tidak akan pernah pakai.
Presiden Jokowi sendiri sudah menyatakan bahwa kelompok penyebar fitnah Saracen ini sangatlah mengerikan. Mengerikan karena kerjanya bukan lagi perorangan tetapi sudah terorganisir dan rapi. Bahkan ada susunan organisasinya segala. Karena itu, Presiden memerintahkan Kapolri untuk usut tuntas kasus ini.
Tantangan Eggi dijawab dengan sangat tegas oleh Presiden Jokowi. Lalu apakah Eggi akan tetap menolak seandainya dipanggil sebagai saksi?? Lalu apakah Eggi akan benar-benar melakukan perang?? Tentu saja tidak, kalau Rizieq Shihab saja tidak ada mental dan akhirnya memilih kabur, apalagilah Eggi.
Karena itu, daripada kemungkinan meladeni Presiden Jokowi yang sudah memerintahkan Kapolri usut tuntas kasus ini, pilihan terbaik Eggi adalah kabur keluar negeri. Kalau tidak, maka siap-siaplah dia akan dipanggil sebagai saksi dan akan dikorek-korek siapa yang menjadi pemesan Saracen. Dugaan saya Eggi bakal disembunyikan oleh para pemesan.
Para pemesan ini pasti sudah sangat paham kalau pernyataan Presiden Jokowi bukanlah pernyataan main-main. Presiden Jokowi selalu serius dengan pernyataannya. Dalam urusan ormas radikal saja, Presiden Jokowi melawan serius dengan mengeluarkan Perppu Ormas. Jadi, kalau sudah menyatakan hal ini, maka bisa dipastikan kalau Saracen akan diobrak-abrik oleh Kapolri.
Keberhasilan Presiden Jokowi usut tuntas Saracen ini akan memberikan efek kejut yang besar sama seperti ketika Presiden Jokowi menyentak HTI dan membubarkannya. Saracen akan dijadikan contoh oleh Presiden Jokowi untuk membungkam para penyebar fitnah, yang nantinya juga akan menyasar kelompok-kelompok lain.
Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Jokowi, fitnah dan ujaran kebencian yang terstruktur dan teroganisir dengan rapi sangat mengerikan dan menjadi ancaman bagi NKRI. Karena itu, harus segera ditumpas sama seperti Presiden Jokowi memberangus HTI.
0 komentar:
Posting Komentar