Front Pembela Islam (FPI) seringkali
mendapat label negatif oleh media sekuler dengan tujuan masyarakat
terpengaruh. Namun fakta dilapangan, masyarakat justu sangat menerima
kehadiran FPI dan bahkan bersyukur ada FPI yang telah memberantas
kemaksiyatan.
Berikut ini beberapa kejadian di daerah yang seakan-akan masyarakat diopinikan menolak FPI:
1. Palangkaraya
Sekitar delapan ratusan orang yang mengaku sebagai warga Dayak di Kalimantan Tengah menolak FPI beraktivitas di Kalteng dan menolak kehadiran Rizieq Shihab yang akan mengadakan tabligh akbar di Palangkaraya pada 11 Februari 2012.
Massa yang membawa aneka senjata tajam berkumpul di Bundaran Besar Palangkaraya, membentuk Barisan Pertahanan Adat Dayak Kalimantan Tengah.
Pada 28 Oktober 2014, ratusan demonstran yang lagi-lagi mengatas namakan masyarakat bergerak mendekati lokasi seminar yang digelar Front Pembela Islam (FPI) Tulungagung di Gedung Balai Rakyat DPRD. Meski tidak mengganggu jalannya seminar, apaat kepolisian telah bersiaga agar tidak sampai terjadi bentrok.Setelah mendekrasikan Barisan Pertahanan Masyarakat Adat, mereka ke Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya mencegah perwakilan pengurus FPI pusat datang.Ketika pesawat yang ditumpangi oleh pengurus DPP FPI tiba di bandara, ratusan massa tersebut dengan membabi-buta merangsek ke dalam bandara dan mengejar pesawat hingga sang pilot terpaksa menerbangkan kembali pesawat yang dikejar oleh gerombolan bersenjata berikat kepala merah dan beralih ke Bandara Kuala Kapuas.Setelah diselidiki ternyata massa yang mengatas namakan warga dayak tersebut merupakan gerombolan preman yang dimobilisasi oleh Teras Narang, Gubernur Kalteng waktu itu. Dan bertindak sebagai korlap yang mengendalikan massa yaitu Lukas Tingkes, seorang pejabat yang ternyata seorang gembong narkoba .2. PadangPada 26 November 2013, puluhan pendukung pendirian Lippo Group di Padang, Sumatra Barat yang mengatas namakan warga dari Forum Anak Nagari (Forkan) Padang menggelar aksi penolakan kedatangan Rizieq Shihab, di Bandara Internasional Minangkabau.Mereka menuding Habib Rizieq Syihab hendak memprovakasi masyarakat Padang agar menolak investasi Lippo Group senilai Rp 2 triliun di Padang, dengan alasan bahwa ada missi Kristenisasi terselubung di balik pendirian Lippo Group.Gerombolan tersebut melakukan sweeping terhadap kendaraan yang melintas di pintu BIM untuk memastikan ada ada atau tidaknya Habib Rizieq dan para anggota FPI.Namun, sweeping kendaraan oleh gerombolan pendukung Lippp Group yang mengakibatkan kemacetan itu ternyat tidak mengantongi izin dari kepolisian.3. SamarindaKedatangan Habib Rizieq Syihab dan rombongannya di Samarinda, Kalimantan Timur, sebagai pembicara dalam tablig akbar dengan tema Menuju NKRI Bersyariah ditolak oleh sekelompok orang yang mengatas namakan Gerakan Pemuda Kalimantan Timur Bersatu pada 25 Agustus 2014. GPKTB menyatakan kegiatan tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Kaltim dan prinsip Kebineka Tunggal Ika yang dianut oleh NKRI.Menurut keterangan panitia Tabligh Akbar yang mengundang Imam Besar FPI, sebelum berlangsungnya acara, segerombolan orang Nasrani mendatangi panitia penyelenggara agar membatalkan niatnya untuk menghadirkan Habib Rizieq, mereka mengklaim akan membiayai Habib Rizieq untuk pulang ke Jakarta setibanya di lokasi acara, namun jika beliau berceramah maka gerombolan yang mengaku sebagai Organisasi Pemuda Kalimantan tersebut mengancam akan mengambil tindakan sebdiri.Panitia acara tak lantas mengamini tawaran dan ancaman tersebut. Terlebih dahulu panitia mengkonfirmasi kepada sejumlah organisasi pemuda Kalimantan tentang benar atau tidaknya mereka menolak kedatangan Imam Besar FPI.Ternyata seluruh kelompok pemuda Kalimantan sama sekali tidak mempermasalahkan bahkan menyambut baik akan rencana kehadiran Habib Rizieq di kampung mereka, bahkan mereka geram nama Pemuda Kalimantan dicatut oleh orang-orang yang ternyata datang dari kampung luar untuk menjegal dakwah. Tidak sampai disitu, sejumlah organisasi kepemudaan di Samarinda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (GEPAK) berkomitmen untuk menjaga dan melindungi jalannya Tabligh Akbar yang menghadirkan Imam Besar FPI.Bukan isapan jempol, selama Tabligh Akbar berlangsung, ribuan massa dari sejumlah ormas kepemudaan baik yang lokal maupun nasional tampak bersiaga bersama aparat kepolisian mengamankan jalannya acara serta melakukan pengawalan, pengamanan dan perlindungan terhadap Imam Besar FPI.Meski tersebar isu bahwa akan ada penyerangan terhadap acara tersebut, masyarakat sekitar tanpa rasa takut berduyun-duyun menghadiri pengajian dengan membawa serta keluarga dan anak-anaknya.Akhirnya, acara Tabligh Akbar yang diisi oleh Imam Besar FPI, Habib Rizieq itupun berlangsung aman, damai dan kondusif hingga selesai.4. DemakDi Kota Wali ini,oknum yang mengatas namakan Banser Demak menolak rencana kedatangan Habib Rizieq yang hendak mengisi pengajian di Kecamatan Bonang pada 8 Mei 2014. Alasan penolakan tersebut salah satunya, Demak merupakan basis ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) yang mayoritas masyarakatnya warga Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, Rizieq Shihab juga dianggap pernah menghina KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, salah satu tokoh sentral NU.Tidak ada aksi penghadangan, demonstrasi atau sweeping dalam penolakan tersebut, namun setibanya Habib Rizieq di Ponpes Annuriyyah, Demak , orang-orang dibalik penolakan ini memberi tekanan agar Beliau tidak melakukan ceramah, cukup hadir saja.Namun, tekanan kelompok ini tidak serta merta diikuti oleh Habib Rizieq, beliau bertanya kepada pemilik pesantren dan seluruh Jama’ah yang hadir dalam acara khotmil qur’an itu, apakah mereka meminta Habib Rizieq untuk ceramah. Ternyata pemilik pesantren dan seluruh jama’ah sepakat meminta beliau untuk ceramah.Bahkan dalam ceramahnya, Habib Rizieq menekankan kepada polisi agar menjaga Ponpes Annuriyyah yang mengundangnya, bahkan beliau mengancam kepada siapapun yang berani mengganggu pondok pesantren tersebut maka sampai ke lubang semutpun akan dikejar.Akhirnya, acara berlangsung dengan aman dan kondusif dengan penjagaan ketat aparat.5. Tulungagung
Namun faktanya menunjukkan sebaliknya,
masyarakat mendukung kehadiran FPI. Kelompok yang menolak FPI adalah
gerombolan preman, germo dan mucikari yang selama ini dimanapun selalu
memusuhi FPI.
Acara yang juga dihadiri Dewan Pakar
Aswaja Center PWNU Jatim H. Faris Khoirul Anam, MHI serta Imam Besar FPI
Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab ini mendapat tentangan dan teror
ratusan preman, pemilik café dan mucikari dan didalangi oleh oknum
pejabat yang membackingi tempat-tempat pelacuran.
Sejumlah tokoh NU dan Gerakan Pemuda
Anshor nampak hadir dibarisan peserta halaqah Aswaja tersebut. Di antara
tokoh-tokoh yang hadir antara lain: KH. Kafa Bihi Mahrus Ali (pengasuh
Pesantren Lirboyo Kediri), KH. Muda’in (Rois Tanfidz NU Blitar), KH. Nur
Hidayatulloh (Wakil Syuriah NU Blitar), KH. Abdul Hadi (Wakil Syuriah
PWNU Jatim dan MUI Tulungagung), KH. Abu Sufyan (Sekretaris MUI
Tulungagung), KH. Abdul Kholiq (Sesepuh Kyai Tulungagung), Muhammad
Munir (Ketua GP Ansor Tulungagung), Para pengasuh pondok pesantren
Ngunut (pondok terbesar se-kabupaten Tulungagung), dan banyak lagi para
kyai, habaib dan pengurus NU lainnya dari Kabupaten Tulungagung,
Nganjuk, Pacitan, Madiun dan dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Di tengarai aksi penolakan terhadap FPI
di Tulungagung disponsori oleh oknum pejabat di Tulungagung. Kehadiran
FPI rupanya menjadi “momok” tersendiri bagi sang oknum pejabat yang
terlibat dalam bisnis esek-esek, sehingga raturan café merajalela di
Tulungagung.
Diantara café-café tersebut banyak yang
menyediakan menu minuman keras, bahkan sebagian diantaranya juga
menyediakan wanita penghibur.
6 Purwakarta
Video ceramah Habib Rizieq di Purwakarta pada November 2015 lalu dipotong durasinya dan diunggah di youtube kemudian didesain seolah dalam ceramahnya Imam Besar FPI itu telah menghina salam khas Sunda Sampurasun diplesetkan menjadi menjadi ‘campur racun’. Disusul dengan munculnya oknum ormas Angkatan Muda Siliwangi (AMS) yang mengaku tidak terima dengan ceramah tersebut , mereka melaporkan Habib Rizieq ke Polda Jabar serta sesumbar akan melarang Habib Rizieq masuk wilayah Jawa Barat.
Video ceramah Habib Rizieq di Purwakarta pada November 2015 lalu dipotong durasinya dan diunggah di youtube kemudian didesain seolah dalam ceramahnya Imam Besar FPI itu telah menghina salam khas Sunda Sampurasun diplesetkan menjadi menjadi ‘campur racun’. Disusul dengan munculnya oknum ormas Angkatan Muda Siliwangi (AMS) yang mengaku tidak terima dengan ceramah tersebut , mereka melaporkan Habib Rizieq ke Polda Jabar serta sesumbar akan melarang Habib Rizieq masuk wilayah Jawa Barat.
Saat Habib Rizieq dijadwalkan mengisi
acara Tabligh Akbar sekaligus pelantikan DPW FPI Purwakarta pada Sabtu, 9
Desember 2015. Upaya provokasi kepada seluruh LSM dan ormas Sunda juga
dilakukan agar turut serta melakukan pencekalan terhadap Imam Besar FPI
di seluruh Jawa Barat. Sejumlah elemen yang diketahui merupakan preman
yang diutus oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menyatakan penolakan
keras, berbagai upaya dilakukan mulai dari aksi pawai arak-arakan
ratusan orang bersepeda motor dan mobil hingga ancaman pembubaran jika
Imam Besar FPI memaksakan untuk kembali hadir di Purwakarta.
Saat hari dilaksanakannya Tabligh Akbar
sekaligus pelantikan DPW FPI Purwakarta, Sabtu (19/12/15) , ratusan
preman dikerahkan untuk menghadang rombongan Habib Rizieq . Mulai sore
massa tersebut melakukan penghadangan di tiga titik gerbang tol akses
masuk Purwakarta, yakni tol Sadang, Jatiluhur dan Ciganea. Para preman
yang membawa aneka senjata tajam dan senjata api melakukan sweeping
setiap mobil yang melintas.
Sempat terjadi bentrokan ketika gerombolan preman menyerang mobil yang ditumpangi Laskar FPI dari berbagai daerah.
Massa FPI sontak melakukan perlawanan
hingga para preman lari tunggang langgang dan satu orang berhasil
ditangkap dan diserahkan ke Polres Purwakarta untuk diproses secara
hukum.
Gagal melakukan penghadangan, gerombolan
yang menolak Habib Rizieq itupun lantas mengadakan pawai budaya dadakan
dengan melibatkan wanita, anak-anak dan lansia. Dalam pawai yang
sengaja merangsek mendekati lokasi Tabligh Akbar tersebut terdengar
alunan musik khas Sunda dan orasi provokatif dari mobil sound. Beruntung
aparat kepolisian dari Polda Jabar siaga mengamankan lokasi guna
mencegah benturan apabila pawai dadakan itu sampai melintasi jalan
dimana acara tengah berlangsung.
Kendati mendapat gangguan yang diduga
merupakan hasil settingan dari Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, acara
Tabligh Akbar dan pelantikan DPW FPI Purwakarta yang dihadiri oleh Imam
Besar FPI , Habib Rizieq Syihab itupun berjalan lancar dengan dihadiri
oleh belasan masyarakat dari Purwakarta dan sekitarnya.
7. Banyumas
Rencana kedatangan Habib Rizieq di
Ponpes Romlah Ashshomadiyah, Banyumas mendapat penolakan dari pihak yang
mengklaim dirinya sebagai warga , GP Anshor dan BANSER Banyumas, Jawa
Tengah .
Alih-alih menolak kekerasan yang kerap
dilakukan FPI, ternyata kota Banyumas ini merupakan ‘ladang basah’ bagi
para produsen minuman beralkohol tradisional Ciu pasalnya, daerah
tersebut ditengarai sebagai salah satu daerah penghasil Ciu terbesar
yang ada di Jawa Tengah.
Selain itu, di Banyumas juga terdapat
tempat prostitusi Gang Sadar, sebuah area prostitusi besar yang mendapat
perlindungan kuat dari kelompok preman.
Kuat dugaan, kongkalikong antara
pengusaha Ciu dan preman-preman yang membackingi lokalisasi Gang Sadar,
Batur Raden punya peran besar dalam menjegal dakwah Habib Rizieq di
Banyumas terhadap berdirinya FPI sebagai salah satu ormas Islam yang
berdiri di garis terdepan menolak segala bentuk kemaksiatan.
Sementara PMII, GP ANSHOR dan Banser
merasa keberatan namanya dicatut dalam spanduk berisi penolakan terhadap
Imam Besar FPI yang tersebar di beberapa titik di kota Banyumas. Tidak
tinggal diam organisasi sayap NU itupun menyatakan lewat surat tertulis
agar aparat mencopot semua spanduk yang mengatas namakan GP ANSHOR dan
Banser.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa adanya
gerakan GP ANSHOR, Banser dan masyarakat menolak FPI hanyalah
pembohongan publik semata.
Akhirnya pada hari yang telah
dijadwalkan, Imam Besar FPI tidak dapat hadir di Banyumas karena tengah
dirawat di rumah sakit dan diwakilkan oleh KH. Miabahul Anam dari DPP
FPI .
Berbagai macam bentuk penolakan terhadap
FPI di daerah yang tersebut diatas memang memiliki latar belakang dan
motif yang berbeda-beda, tapi ada beberapa kesamaan yang menjadi ciri
khas . Mulai dari kamuflase sebagai masyarakat dengan alasan yang
dibuat-buat. Karena mustahil kelompok yang menolak FPI tersebut mampu
menggalang dukungan dari warga jika mereka terang-terangan membuka jati
diri sebagai germo, preman, pelacur, oknum pejabat backing tempat
maksiat, mafia narkoba ataupun pemimpin kafir, zalim dan syirik.
Kehadiran media yang punya kepentingan
juga kerap memancing di air keruh. Apakah mereka tahu atau tidak mau
tahu atau mungkin pura-pura tidak tahu tentang ada apa dan siapa dibalik
isu penolakan FPI di sejumlah daerah.
Sehingga baik media cetak maupun
elektronik gencar memberitakan bahwa masyarakat FPI dan terbangun opini
bahwa FPI adalah musuh masyarakat.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pro
dan kontra memang selalu ada. Ada sebagian masyarakat yang tidak setuju,
sebagian mendukung dan sebagian lain bersikap netral terhadap
keberadaan FPI di sekitar mereka.
Karena itu, FPI hadir di tengah
masyarakat untuk bersama-sama memerangi miras, pelacuran, judi dan
segala bentuk penyakit masyarakat lainnya yang dampak negatif dari
kesemuanya itu luar biasa besar bagi moral, aqidah dan tatanan hidup
bermasyarakat.
Wallahu A’lam
sumber : Page Facebook FPI Kultural
[islamedia/mh]
0 komentar:
Posting Komentar