Hari ini saya membuat petisi untuk mendesak Presiden sebagai pemegang
tertinggi kekuasaan atas eksekutif dan Polri agar membubarkan serta
menindak seluruh ormas radikal yang ada di negeri ini. Banyak yang
bertanya kepada saya, mengapa hanya enam ormas saja yang saya tuntut
untuk bubarkan? Mungkin ada banyak ormas-ormas radikal lainnya yang
seharusnya dicantumkan. Namun enam ormas tersebut langsung muncul dalam
ingatan saya ketika berbicara mengenai ormas radikal. Hal ini bukan
tanpa alasan, berbagai aksi yang dilakukan keenam ormas ini kerap
provaktif dan mengundang perpecahan.
Oleh karena itu, saya akan mencoba
membeberkan alasan mengapa keenam ormas ini harus dibubarkan:
1. Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI)
HTI merupakan organisasi Islam yang mendukung
berdirinya Khilafah Islamiyah. Dengan ini, HTI tidak mengakui keberadaan
Pancasila. Sejumlah parade HTI di berbagai lokasi di Indonesia
menunjukkan bahwa ormas ini telah makar terhadap pemerintah Republik
Indonesia.
Dalam artikel berjudul “Pancasila” yang dirilis website HTI,
Arief B Iskandar menyatakan bahwa memang HTI berupaya mewujudkan
Khilafah. “Jika Anda adalah seorang muslim yang taat; yang menghendaki
tegaknya Islam secara total dalam semua aspek kehidupan; yang
menginginkan penerapan syariah secara kaffah, apalagi berjuang demi
mewujudkan kembali Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.”
Pertanyaannya,
bagaimana mungkin ormas yang jelas menentang sistem negara Indonesia
dibiarkan merajalela dan merendahkan simbol-simbol negara ini?
2.
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS)
Aliansi ini dibentuk atas dasar
kebencian kepada madzhab Syiah yang menurut mereka adalah aliran yang
berbahaya. Padahal Syiah sendiri merupakan madzhab yang diakui oleh
Islam di dunia, salah satunya oleh Universitas Islam terkemuka,
Al-Azhar. Namun ormas ini justru mengkafir-kafirkan madzhab Syiah
sehingga timbul kebencian antar umat.
ANNAS merupakan ormas yang jelas
bertentangan dengan UUD 45 yang secara eksplisit menyebutkan bahwa hak
beribadah warga negara dilindungi oleh negara. Aliansi ini pun membentuk
kepengurusan di berbagai daerah untuk menangkal bahaya Syiah. Tentu
saja apa yang dilakukan ANNAS ini jelas membuat perpecahan di tubuh
Islam sendiri.
3. Jamaah Ansarut Tauhid (JAT)
Organisasi ini secara
nyata mendukung ISIS dan menjadi motor pergerakan ISIS di Indonesia.
Bahrun Naim, seorang teroris yang diduga otak bom Thamrin, merupakan
anggota JAT. Abu Bakar Ba’asyir sendiri merupakan salah satu pemimpin
dari organisasi radikal ini.
4. Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
Organisasi ini tidak jauh beda dari JAT, organisasi ini juga pimpinan
Abu Bakar Ba’asyir. Bahkan teroris yang mati bunuh diri dalam bom
Thamrin, Afif, merupakan anggota MMI. Sama seperti JAT, MMI pun juga
telah mendeklarasikan diri sebagai pendukung ISIS.
5. Forum Umat Islam
(FUI)
FUI memang bukan organisasi yang kerap didengar. Namun organisasi
ini pun tak kalah radikalnya. Dalam perayaan Maulid Nabi dan Natal tahun
lalu, FUI dikabarkan mengirimkaAn ancaman akan membubarkan acara
tersebut (Jakarta Post). Ancaman ini ditebar dengan mengatasnamakan
agama. Akibatnya penyelanggara acara harus mencari tempat lain agar
tidak terkena dampak ancaman FUI.
6. Front Pembela Islam (FPI)
Organisasi pimpinan Rizieq Shihab ini memang sudah terkenal dengan aksi
provokasi dan kekerasan. Dalam sejumlah demo, FPI sering melecehkan
perorangan, agama, budaya, dan masih banyak lagi. Pada tahun 2014, FPI
juga mengeluarkan maklumat mengenai ISIS yang mana pada poin 5
menyatakan bahwa Al-Qaeda dan ISIS harus bersatu untuk meneruskan
perjuangan.
FPI juga sering melakukan aksi yang mengkhawatirkan.
Baru-baru ini mereka melakukan sweeping di Taman Ismail Marzuki untuk
memastikan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tidak hadir di Jakarta.
Sebelumnya, Imam Besar FPI Rizieq Shihab melecehkan budaya sunda
sampurasun menjadi campuracun.
Ormas-ormas di atas jelas bertentangan
dengan prinsip yang ada di Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Keenam ormas ini sama sekali tidak menjunjung tinggi perdamaian dan
toleransi. Justru sebaliknya, mereka menjunjung tinggi provokasi demi
perpecahan seolah-olah ingin memindahkan konflik yang ada di Timur
Tengah ke Indonesia.
Ormas-ormas radikal ini tentu melakukan kaderisasi
secara radikal pula. Mengutip pernyataan Ketua PBNU Said Aqil Siradj
bahwa pembiarakan terhadap radikalisme akan menumbuhsuburkan gerakan
terorisme, maka bibit-bibit terorisme harus diberantas sejak dini tanpa
pandang bulu.
Apakah kalian akan melakukan pembiaran terhadap
radikalisme? Jika tidak, mari paraf petisi dibawah ini untuk mendesak
pemerintah dan polisi agar membubarkan serta menindak ormas-ormas
radikal sekaligus menjadi bukti bahwa rakyat Indonesia anti radikalisme.
0 komentar:
Posting Komentar