Menurut Gubernur Papua itu, pertemuan tersebut adalah semata-mata laporan dari Lukas agar persatuan dan kesatuan bisa terjadi di Papua.
Lukas memastikan bahwa pertemuan dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BNN Komjen Budi Gunawan bukan membahas mengenai dirinya yang akan maju di Pilgub Papua seperti yang viral beberapa hari terakhir.
"Bukan itu (dipasangkan dengan Paulus)," katanya saat dihubungi, Jumat (15/9) sore.
Menurut Lukas, pertemuan itu memang terjadi. Tepatnya di rumah Kepala BIN di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 5 September lalu.
"Tapi banyak hal yang dilaporkan dan minta petunjuk dari Kepala BIN," tandasnya.
Pertemuan itu, lanjut dia, membahas banyak hal. Salah satunya adalah mengenai kejadian paska pilkada serentak 2017. Seperti diketahui, ada beberapa kabupaten atau kota di Papua yang melaksanakan pemilihan.
Lukas meminta kepada Kepala BIN agar disampaikan kepada Mendagri untuk segera dilakukan pelantikan.
"Bahkan ada lima wilayah yang PSU (pemilihan suara ulang). Sesuai putusan MK (Mahkamah Agung) harus segera dilantik. Saya meminta arahan agar tidak terjadi bentrok nanti," katanya.
Lalu, juga ada membahas mengenai pelaksanaan otonomi khusus di Papua. Menurut Lukas, pelaksanaan otonomi khusus di Papua tinggal 6 tahun lagi. Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah pusat menyiapkan grand design.
"Nah, setelah otonomi khusus itu nanti seperti apa. Saya diskusi itu," katanya.
Hampir di setiap pilkada selalu terjadi permasalahan. Akibatnya, banyak pembangunan yang dilakukan, tapi kemudian hancur karena dibakar. "Tentu rakyat juga yang kasihan," kata dia.
Dan terakhir, Lukas juga menyampaikan perkembangan pelaksanaan PON di Papua. Papua akan menjadi tuan rumah PON pada 2020. "Kami meminta dukungan dari BIN dan Polri untuk mengamankan itu," tandasnya. (Pon)
0 komentar:
Posting Komentar