Saya teringat akan sebuah lirik lagu dangdut yang berbunyi :
Terlanjur malu ya sudah malu sekali
Di depan orang kau tega memfitnah aku
Bukankah fitnah lebih kejam dari membunuh
Terlanjur basah ya sudah basah sekali
Penggalan lirik lagu dangdut ini sangat populer pada era 90an. Lagu dengan judul “Terlanjur Basah” yang dipopulerkan oleh Maggi Z. Jikalau pembaca seword masih ingat nadanya, silahkan dinyanyikan dahulu sebelum melanjutkan membaca…. Hehehehe.
Dalam beberapa hari ini media disuguhkan dengan pemberitaan seputar Saracen. Kelompok yang menebarkan fitnah dan isu perpecahan dengan mengadu domba sana-sini, membuat berita meresahkan, dan menggangu persatuan NKRI, saat ini sedang dalam proses di kepolisian.
Satu-persatu teka-teki yang salama ini menjadi biang kerok permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia mulai kedapatan batang hidungnya. Aroma pembusukan kesatuan NKRI yang ditebar oleh orang-orang yang memiliki niat merusuh mulai ditangkap oleh aparat keamanan.
Publik mungkin banyak yang bertanya, bagaimana proses penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian? Apakah hanya dengan data di media sosial sudah cukup kuat menjadikan para mahluk Tuhan yang paling aduhai dijadikan sebagai tersangka? Hal ini sudah dijawab oleh pihak kepolisian dengan mengatakan Saracen mulai melakukan kegiatan sejak 2015. Jadi gerak-gerik mereka telah terekam dengan baik.
Ada apa dengan orang-orang yang berada di naungan Saracen? Apakah hal yang mereka lakukan hanya untuk kepentingan ekonomi dan politik? Atau otak dan pemikiran orang-orang yang terlibat di dalamnya, tidak menginginkan kedamaian di bumi Indonesia?
Masih banyak pertanyaan lain yang akan berkembang tentang kelompok Saracen. Saracen telah mendapat perhatian juga dari pemeintahan Pak Joko Widodo. Orang nomor 1 Indonesia meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas orang-orang yang terlibat. Bahkan pihak yang memesan jasa Saracen juga ditindak.
Sebuah langkah yang berani dan tegas dari Pak Joko Widodo. Melihat secara nyata apa yang akan terjadi ke depan dengan adanya Saracen. Bibit perpecahan dan kebencian telah nyata hidup di bumi Indonesia. Hal ini harus ditumpas dan orang-orang yang terlibat di dalamnya harus diadili sesuai dengan UU dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Dalam sebuah kehidupan sosial di masyarakat, ketika kebohongan yang terus terjadi secara berulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran. Hal ini sudah menjadi bagian dari pola pikir kehidupan bermasyarakat. Apa yang terjadi beserta dengan isu-isu tentang kehidupan, akan sangat mudah diterima dan dicerna.
Apalagi perkembangan teknologi sangat mendukung untuk menumbuh suburkan isu. Hoaks dan fakta sangat sulit dibedakan. Saya dalam artian tidak menyalahkan tingkat pemikiran yang saat ini berkembang di masyarakat. Tetapi fakta menyatakan hal demikian.
Buktinya media sosial seperti facebook, twitter, google tidak melakukan penyaringan. Bahkan sampai Kementerian Kominfo meminta pertanggungjawaban dari media tersebut.
Salah satu orang yang sering menggunakan media sosial sebagai penyampai aspirasi dan pemikiran adalah Jonru Ginting. Setiap status yang dia buat mendapatkan banyak tanggapan miring. Anehnya banyak juga yang mendukung pemikiran dia.
Memang hal yang wajar apabila seseorang mengambil tempat sebagai seorang oposisi di dalam pemerintahan. Tetapi sebaiknya di dalam melakukan kritikan, didampingi dengan data dan fakta yang akurat dan dapat dipercaya. Saya mempertanyakan beberapa status Jonru Ginting.
Dalam hal ini, saya sering mengerutkan dahi ketika membaca postingan Jonru Ginting di media Facebook. Menurut saya , sah-sah saja ketika menyampaikan pemikiran di media sosial. Tetapi di balik itu ada aturan main. Saat ini hoax sangat tidak dianjurkan untuk disebar di media sosial. Saya jadi bertanya apakah beberapa status Jonru Ginting merupakan hoax?
Kebenaran akan data menjadi salah satu poin penting. Ini menjadi dasar bagi pembaca yang cerdas untuk melihat keakuran sebuah status. Memang benar banyak status lebay bertebaran di akun facebook Jonru Ginting (…. Eh saya jadi sering membaca status Jonru ni).
Ketika memang benar ada beberapa status Jonru Ginting menebar hoax dan fitnah yang berisi kebencian. Maka hal yang wajar ketika banyak masyarakat berpikir bahwa Jonru Ginting akan mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak kepolisian.
0 komentar:
Posting Komentar