Sebagai presiden, Jokowi mengamban tugas yang sangat berat dan urgen untuk masa depan Indonesia ke depannya. Saya pikir, tugas menjaga keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa adalah tugas mutlak dan paling utama. Jokowi tidak akan mampu memajukan aspek lain seperti pendidikan, ekonomi, kesehatam, kesejahteraan, jika tak mampu menjaga keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa.
Ancaman yang akan memecah belah bangsa adalah sesuatu yang nyata. Oknum-oknum yang ingin kondisi Indonesia rusuh dan terjadi chaos memanfaatkan berbagai celah untuk memuluskan misinya.
Kebetulan bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk dalam aspek apapun. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun Indonesia mengakui agama-agama lain seperti Katholik, Protestan, Hindu, Budha, dan yang lain. Keanekaragaman agama di Indonesia ini menjadi celah bagi oknum untuk membuat antar agama saling bergesekan.
Selain karena kemajemukan tersebut,secara umum masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang mudah tersulut emosinya, meskipun tidak semuanya. Fanatisme terhadap agama dan suku masih menjalar dalam pikiran masyarakat Indonesia.
Selain itu juga, fakta bahwa masyarakat Indonesia adalah pengguna medsos yang cukup besar juga bisa dijadikan celah untuk membuat huru hara. Fakta tersebut di atas menjadi alasan mengapa kemudian muncul ormas radikal dan saracen.
Ormas radikal muncul untuk membuat gesekan antar agama. Mereka menampilkan sosok muslim yang mendiskreditkan agama lain selain Islam. Mereka sengaca mencari musuh dari non-muslim agar kerukunan antar agama yang telah terjalin menjadi retak. Sesabar-sabarnya non-muslim menghadapi serangan ormas radikal, bukan tidak mungkin suatu saat akan melakukan perlawanan.
Beruntung di Indonesia ada NU yang menghadang pergerakan ormas radikal. NU memberikan pemahaman kepada pemeluk agama lain bahwa Islam sebenarnya tidak seperti yang ditampilkan oleh ormas radikal. Bukan tanpa alasan Banser NU sering menjaga gereja dan mengamankan hari besar agama lain. Semata-mata karena ingin mematikan api permusuhan yang sedang diletupkan oleh ormas radikal.
Tidak cukup melalui ormas radikal, oknum pemecah belang bangsa memakai jalan lain. Besarnya pengguna media sosial di Indonesia menjadi celah yang sangat ampuh untuk membuat isu, huru-hara, yang mampu memecah belah persatuan bangsa. Maka kemudian muncul sindikat saracen yang bertugas menyebarkan konten berisi ujaran kebencian agar antar masyarakat Indonesia saling membenci satu sama lain. Jika sudah saling membenci, maka persatuan dan kesatuan Indonesia semakin terancam. Dalam kondisi seperti ini, seandainya tiba-tiba Indonesia diserang oleh negara lain, maka sudah dapat dipastikan Indonesia akan kalah karena rakyatnya saling membenci dan tidak bersatu.
Terlepas dari motif munculnya ormas radikal dan saracen misalnya politik, ekonomi, yang pasti kedunya memiliki dampak buruk yang sangat besar bagi NKRI. Keduanya bisa jadi lebih berbahaya dibanding terorisme. Terorisme yang menimbulkan ketakutan di masyarakat justru akan membuat masyarakat bersatu untuk memberantas habis terorisme.
Namun efek buruk yang ditimbulkan oleh ormas radikal dan saracen tidak seperti itu. Ormas radikal dan saracen membuat antar umat beragama, antar suku bangsa, antar etnis menjadi bergesekan dan saling membenci. Jika sudah seperti ini, maka sepertinya sebuah kehancuran hanya menunggu waktu saja.
Melihat kesaamaan dampak buruk yang ditimbulkan oleh ormas radikal dan saracen, apakah keduanya sejenis dan sebetulnya ada satu dalang dibalik itu semua?
Pemerintah mungkin sudah mendeteksi siapa-siapa yang menjadi dalang dibalik ormas radikal. Tidak terlalu sulit untuk mendeteksi siapa-siapa yang patut diwaspadai. Namun untuk kasus saracen, sampai sekarang polisi belum mampu mengungkap siapa dalang dibalik saracen.
Meskipun salah saru pelaku yang tertangkap saracen adalah orang yang selama ini menebar kebencian kepada Jokowi, namun hal tersebut belum dapat diambil kesimpulan bahwa dalang dibalik saracen adalah lawan politik Jokowi. Pasalnya, lawan politik Jokowi, Gerindra juga meminta Polisi untuk mengungkap tuntas jaringan saracen meskipun salah satu tersangka saracen kedapatan berfoto bersama kader Gerindra.
Berbeda dengan ormas radikal yang mendapat pembelaan dari beberapa lawan politik Jokowi, dalam kasus saracen ini belum ada tokoh politik yang membelanya. Hal ini yang menjadi PR besar Polri untuk mengungkap tuntas dalang politik dibalik saracen. Namun, jika melihat tujuan dari ormas radikal dan saracen yang sama-sama ingin memecah belah bangsa, bukan mustahil jika keduanya adalah sejenis dan didalangi oleh aktor yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar