Saya sampai bingung menerjemahkan isi hati saya atas kekaguman terhadap seorang Jokowi. Sudah cukup banyak kata-kata pujian untuk Jokowi yang sudah saya ungkapkan seperti Jokowi hebat, cerdas, ramah, pengayom masyarakat, sederhana, apa adanya, dan yang lain. Kali ini saya dibuat terpengarah oleh tindakan Jokowi yang memekasa saya kembali memberikan pujian untuk Jokowi, yaitu Jokowi memang asyik.hehe
Memanasnya konflik Rohingya membuat tokoh-tokoh merasa perlu untuk melontarkan kecaman. Seolah-olah, jika tidak melontarkan kecaman, dianggap tidak peduli dengan nasib etnis Rohingya. Tokoh-tokoh Indonesia yang sebetulnya tidak memiliki peran strategis untuk menghentikan konflik Rohingya ikut mengecam. Namun sekali lagi hanya mengecam. Tidak ada langkah kongkrit.
SBY tidak ketinggalan untuk melontarkan kecaman kepada Mynamar. Fahri Hamzah dan Fadli Zon ikut mengecam namun kemudian ujung-ujungnya untuk mendiskreditkan Jokowi. Kader-kader partai ikut melontarkan kecaman mungkin dengan harapan menarika simpati warga. Dari pejabat, tokoh agama, serta sampai rakyat biasa tiba-tiba begitu peduli dengan nasib Rohingya. Akun-akun facebook yang mungkin diantaranya adalah Saracen ikut memberikan kecaman. Hampir seluruh pihak ikut bersuara mengecam konflik Rohingya seolah-olah jika tidak ikut mengecam dianggap sebagai orang yang tidak peduli dengan kemanusiaan.
Hanya Jokowi yang terlihat tidak bersuara. Bungkamnya Jokowi menjadi meomentum emas bagi Fadli Zon dan Fahri Hamzah untuk mendikreditkan Jokowi. Keduanya terus mengopinikan di masyarakat bahwa Jokowi tidak tanggap dan peduli terhadap muslim Rohingya. Jokowi diopinikan oleh Fadli Zon sebagai anti-Islam. Fahri Hamzah mengopinikan bahwa Jokowi tidak peka terhadap nasib saudara muslim di Rohingnya.
Provokasi Fadli Zon , Fahri Hamzah, dan akun-akun pembenci Jokowi dan perongrong NKRI menambah pelik permasalahan Rohingya. Umat Budha Indonesia, Candi Borobudur yang tidak ada kaitannya ikut dijadikan pelampiasan amarah terhadap tentara Mynamar hanya karena satu agama. Islam dan Budha dibenturkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Saya sendiri sempat gregetan mengapa Jokowi tetap bungkam dan tidak menanggapi ocehan Fadli Zon dan Fahri Hamzah. padahal, situasi semakin memanas dan ancaman konflik Mynamar dibawa ke Indonesia terpampang nyata.
Hati saya mulai bisa lega setelah Jokowi mulai berbicara terhadap konflik Rohingya. Setikdaknya, pernyataan Jokowi bisa mendinginkan suasana dam membungkam para pembencinya. Berikut pernyataan Jokowi:
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.Sehubungan dengan terjadinya aksi kekerasan dan krisis kemanusiaan di Rakhine State di Myanmar, dengan ini saya menyatakan:
- Menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar.
- Perlu sebuah aksi nyata, bukan hanya pernyataan kecaman-kecaman. Pemerintah berkomitmen terus untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia dan juga masyarakat internasional.
- Saya telah menugaskan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak termasuk Sekretaris Jenderal PBB Bapak Antonio Guterres dan Komisi Penasihat Khusus Untuk Rakhine State, Bapak Kofi Annan.
- Dan sore tadi Menteri Luar Negeri telah berangkat ke Myanmar, untuk meminta pemerintah Myanmar agar menghentikan dan mencegah kekerasan, agar memberikan perlindungan kepada semua warga termasuk muslim di Myanmar, dan agar memberikan akses bantuan kemanusiaan.
- Untuk penanganan kemanusiaan aspek konflik tersebut, pemerintah telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan. Ini di bulan Januari dan Februari sebanyak 10 kontainer.
- Pemerintah Indonesia juga telah membangun sekolah di Rakhine State dan segera akan membangun rumah sakit yang akan dimulai bulan Oktober yang akan datang di Rakhine State.
- Indonesia juga telah menampung pengungsi dan memberikan bantuan yang terbaik.
- Saya juga menugaskan Menteri Luar Negeri untuk terbang ke Dhaka, di Bangladesh, dalam rangka menyiapkan bantuan kemanusiaan yang diperlukan pengungsi-pengungsi yang berada di Bangladesh. Kita harapkan minggu ini kita akan mengirim lagi bantuan makanan dan obat-obatan.
- Sekali lagi, kekerasan, krisis kemanusiaan ini, harus segera dihentikan!
Terima kasih
Akhirnya saya mulai paham mengapa Jokowi baru mengeluarkan pernyataan terkait konflik Rohingya. Cara berpikir Jokowi sangat unik, asyik, dan berbeda dari cara berpikir orang kebanyakan. Cara berpikir Jokowi bahkan mungkin tak pernah diduga oleh orang kebanyakan.
Jokowi bukanlah orang yang gila kehormatan dan suka pencitraan. Jokowi tidak butuh pujian dari masyarakat. Bagi Jokowi, yang penting kerja nyata. Apalah arti pujian dari masyarakat namun kerja nol?
Ketika para tokoh-tokoh berlomba-lomba melontarkan kecaman terhadap Myanmar, Jokowi hanya bungkam. Bungkamnya Jokowi bukan berarti tidak pedulu terhadap nasib muslim Rohingya. Bungkamnya Jokowi adalah kerja nyata untuk membantu muslim Rohingya. Jokowi lebih mendahulukan kerja dibanding ikut-ikutan memberikan kecaman tapi tidak ada bantuan nyata untuk muslim Rohingya.
Baru setelah Jokowi melakukan seseuatu yang nyata untuk membantu muslim Rohingya, Jokowi baru angkat bicara. Bukan berarti Jokowi ingin pamer terhadap bantuan yang diberikannya ke Myanmar, tapi hanya ingin membuat kondisi yang memanas bisa mendingin. Jokowi ingin masyarakat Indonesia tetap santai, kalem, dan bijak dalam menanggapi konflik Rohingya. Jangan sampai konflik yang terjadi di Myamar merembet ke Indonesia.
Pernyataan Jokowi seharusnya sudah cukup membuat masyarakat Indonesia tidak lagi terprovokasi oleh para Saracen yang ada di dunia maya maupun yang ada di Senayan (Fahri Hamzah dan Fadli Zon). Jangan menuntut Jokowi mengintervensi konflik Rohingya lebih jauh lagi karena bukan wewenangnya. Indonesia tetap harus menghargai pemerintah Myanmar.
Saya bertambah yakin dengan ke’asyik’annya, Jokowi selalu punya cara-cara unik dan asyik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang datang kepadanya. Mantap Pak Dhe…..!!!
0 komentar:
Posting Komentar