Berbicara tentang Presiden Joko Widodo atau sering disapa dengan Jokowi tentu tidak akan habis-habisnya di kalangan masyarakat jika dilihat dari sudut pandang kerja kerasnya di pemerintahan Indonesia. Sebelum saya memaparkan tentang pencapaian positif pemerintahan Jokowi berdasarkan opini dan hasil pengamatan, saya akan mengulas tentang profil dan biografi singkat beliau. Jokowi merupakan anak bangsa yang lahir di Surakarta, 21 Juni 1961, istrinya ibu Iriana Joko Widodo yang memiliki 3 anak yang bernama Kaesang Pangarep, Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu. Sebelum meraih kesuksesan sebagai pengusaha dan pemimpin di negeri ini, ternyata Jokowi mempunyai cerita yang patut di contoh saat masih mudah dan saat menjadi pengusaha di bidang mebel yang mewarisi usaha orang tuanya. (Dikutip dari http://karangtarunabhaktibulang.blogspot.co.id/2015/04/profil-lengkap-dan-biografi-singkat-jokowi.html).
Sosok Presiden Jokowi sebagai pribadi yang sederhana, berhati mulia dan merakyat, jujur dan kerja nyata. Hatinya dalam memimpin negara ini sangat memberi dampak positif bagi masyarakat yang memandang beliau dari kacamata hati yang benar. Beliau juga merupakan sosok fenomenal yang datang dari kalangan rakyat bawah, tetapi berkat pendidikannya di UGM dan bisnisnya di bidang mebel, lalu beliau masuk jajaran kelas menengah sampai beliau menjadi orang nomor satu di negeri ini. Jokowi sebagai Presiden RI ke-7 Bersama Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Beliau berhasil menduduki jabatan sebagai Orang Nomor Satu di Indonesia untuk masa jabatan 2014-2019. Pencapaian yang sangat luar biasa dari pemerintahan Jokowi tentu ada beberapa faktor yang mampu menjadikannya sebagai orang terpandang di Indonesia. Salah satunya adalah beliau selalu aktif blusukan langsung dan menyempatkan dirinya bertatap muka dengan masyarakat umum. Di samping itu, selama menjabat sebagai Wali Kota Solo, dia terkenal santun dan sering mengundang dan mengajak makan toko-toko masyarakat di gedung pemerintahan. Mengajak sharing bersama tentang permasalahan yang ada di Solo dan sekitarnya. Dari pengalaman ini dapat dilihat bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang merakyat dan memiliki hati yang mau melayani.
Kemenangan Jokowi sebagai presiden, sebagaimana Gus Dur, telah merusak logika dan gramatika politik konvensional. Gus Dur dikenal dengan ucapannya ”Gitu aja kok repot”, Jokowi dengan ucapannya ”Rapopo”. Keduanya keluar dari sikap kejiwaan yang memandang jabatan bukan sesuatu yang dipuja-puja dan diagungkan, melainkan dijalani saja sambil melakukan improvisasi jika ada hambatan-hambatan yang menghadang. Pemerintahan Jokowi ini tentu menghasilkan dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang ditunjukkan dari berbagai pencapaian yang sudah dibuktikannya. Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan di Liputan6.com (http://news.liputan6.com/read/2630766/4-keberhasilan-2-tahun-pemerintahan-jokowi-jk) tentang 4 keberhasilan Pemerintahan Presiden Jokowi jelang 2 tahun pemerintahannya:
- Pembangunan yang dilakukan Jokowi-JK sudah di berbagai sektor. “Infrastruktur sudah digencarkan terus menerus dan ini tidak hanya fokus pada Jawa sentris saja, dari berbagai pulau di luar Jawa ini sudah merupakan salah satu prioritas dan sudah dikerjakan,” ungkap Taufik di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu 19 Oktober 2016.
- Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan dana desa. Semua itu, kata Taufik, sedikit banyak sudah mulai dirasakan masyarakat.
- Terkait pembangunan ekonomi ini sedang berjalan menuju proses recovery kondisi ekonomi kita. Kita bersyukur dengan tax amnesty ini sudah menunjukkan titik cerah, ada optimisme untuk memberikan subsidi terhadap defisit neraca transaksi berjalan,” papar Taufik Kurniawan.
- Terkait aspek penegakan dan kepastian hukum, DPR menyambut baik adanya operasi pemberantasan pungutan liar (OPP) yang sifatnya efisiensi anggaran. “Sehingga harapannya selain makro maju signifikan, tapi ada PR utama yang harus sama-sama kita dukung,” ujar Taufik.
Di awal memerintah, Presiden Jokowi berkomitmen membangun infrastruktur di Indonesia, seperti yang dinyatakan di Berita Kompas (http://nasional.kompas.com/read/2016/08/16/14453101/ini.infrastruktur.yang.dibangun.selama.dua.tahun.jokowi-jk). Seakan tak mau ingkar janji, Jokowi membeberkan sejumlah infrastruktur yang dibangun di dua tahun masa pemerintahannya. Infrastruktur digenjot untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Dalam dua tahun terakhir, pemerintah telah mempercepat pembangunan jalan nasional sepanjang 2.225 kilometer, jalan tol sepanjang 132 kilometer dan jembatan sepanjang 16.246 meter atau 160 jembatan,” ujar Jokowi saat pidato kenegaraan Presiden dalam rangka HUT ke-71 RI pada sidang bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung Kura-Kura, Senayan, Selasa (16/8/2016). Tahun 2016 ini, target pembangunan jalan nasional, yakni sepanjang 703 kilometer dan jembatan sepanjang lebih dari 8.452 meter. Jokowi mengatakan, di pemerintahannya, kereta api bukan hanya milik Pulau Jawa. Tapi juga ada di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Tahun 2015 lalu, pemerintah telah membangun jalur rel kereta api sepanjang 179,33 kilometer spoor. Sementara, target yang harus diselesaikan pada tahun 2016 ini yakni sepanjang 271,5 kilometer spoor. Target itu sedang dalam proses realisasi. Selain itu, pemerintah juga sedang membangun kereta untuk transportasi perkotaan. Misalnya Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Train (LRT) dan commuter line.
Untuk program Tol Laut, Jokowi juga mengklaim berjalan baik. Pemerintah telah menetapkan 24 pelabuhan sebagai Simpul Jalur Tol Laut. Sebagai pendukung, turut dibangun 47 pelabuhan nonkomersil. Sebanyak 41 pelabuhan sedang dalam pembangunan. “Target pemerintah adalah sudah terbangun 100 pelabuhan pada 2019. Pemerintah juga akan menyiapkan kapal-kapalnya, yaitu sebanyak 3 kapal pada 2015 dan 30 kapal ditargetkan pada 2016. Ini untuk mewujudkan gagasan kita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Jokowi. Di sektor penerbangan, Jokowi juga mengklaim mempercepat pembangunannya. Tahun 2016, sebanyak sembilan bandara dikembangkan sehingga memiliki standar yang lebih tinggi. Sebanyak enam bandara di antaranya resmi beroperasi. Tentang penyediaan listrik, Jokowi mengaku, masih komitmen pada program 35.000 megawatt. Jokowi mengaku, lebih cermat dan teliti agar program itu terlaksana dengan baik. “Kami ingin memastikan program ini terlaksana dengan lancar dan dapat mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen pada 2019. Ketika itu terjadi, Indonesia akan bebas dari byar pet,” ujar Jokowi.
Di samping itu, Presiden Jokowi juga meperhatikan anak bangsa yang berpotensi untuk diberikan apresiasi termasuk kepada atlet-atlet Indonesia yang telah berjuang di Olimpiade di Rio 2016. Menurutnya, pencapaian tim sudah maksimal. Presiden sadar, raihan medali di olimpiade membutuhkan kerja keras dan persiapan matang. Selain itu, sarana dan prasarana penunjang juga harus disediakan pemerintah untuk mendukung prestasi para atlet. Dari pernyataan Presiden Jokowi ini menunjukkan bahwa beliau juga sangat mendukung dalam penyediaan sarana dan prasarana bagi para atlet untuk anak bangsa. Dikutip dari (https://sport.detik.com/sport-lain/d-3282212/sebut-hasil-sudah-maksimal-jokowi-apresiasi-seluruh-atlet-olimpiade-indonesia?_ga=2.199018987.518385494.1496193650-324226768.1490152116).
Saya juga mengamati prestasi pemerintahan Presiden Jokowi yang berdasarkan hasil penelitian dari seorang mahasiswa yang bernama Andre Hendrawad dari Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2016 tentang kepribadian dan Citra kepemimpinan jokowi Dalam 100 hari (Studi Korelasional Antara Kepribadian, Citra Kepemimpinan, dan Kebijakan Pada Masa Kepemimpinan Jokowi Selama 100 Hari Sebagai Presiden di Kalangan Masyarakat Kelas Menengah ke Bawah di Kelurahan Sangkrah Surakarta) seperti yang saya kutip dari (http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1212011_bab1.pdf). Dalam hasil penelitian ini ditemukan bahwa Jokowi bisa disebut sebagai presiden pertama di Indonesia dengan latar belakang biasa-biasa saja. Layaknya rakyat kebanyakan, ia menembus sekat-sekat elit politik di Indonesia yang secara tradisi didominasi para petinggi partai politik maupun militer. Pendapat rakyat kebanyakan, Jokowi dipandang mampu membawa harapan dan perubahan besar.
KompasTravel juga menyatakan bahwa Pemerintahan Jokowi memberi dampak positif di Tanjung Kelayang, capaian yang telah diraih pemerintah adalah pembangunan Mobile Power Plant (pembangkit bergerak) 25 MW, pembangunan PLTD berbahan Crude Palm Oil (CPO) kapasitas 5 MW, peningkatan status bandara menjadi bandara internasional, dan peningkatan kualitas air bersih. Dikutip dari http://travel.kompas.com/read/2016/10/26/101400727/2.tahun.jokowi-jk.ini.pencapaian.kemenpar.di.4.kek.pariwisata
Sementara di destinasi Tanjung Lesung, pemerintah telah memasuki proses pembebasan lahan trase jalan tol, proses lelang dan penetapan kontraktor, FGD (Focus Group Discussion) Kampung Cikadu, Desa Tanjung Jaya, untuk program Pemukiman Pendukung di Kawasan KEK Tanjung Lesung, perencanaan program yang terdiri dari pengelolaan SDA, peningkatan kapasitas jalan, dan pengembangan infrastruktur wilayah.
Presiden Joko Widodo juga memaparkan berbagai pencapaian pemerintahannya dalam perayaan hari ulang tahun ke-44 PDI-P di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2017) seperti yang dikutip dari http://nasional.kompas.com/read/2017/01/10/14522731/di.hut.pdi-p.jokowi.membanggakan.berbagai.capaian.pemerintah, yang menyatakan bahwa Jokowi memulai dengan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia mengatakan, Indonesia patut bangga karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada pada level 5,02 persen. “Dibanding Malaysia, Jepang, Brasil, Meksiko, kita jauh lebih baik,” kata Jokowi.
Jokowi memaparkan upaya pemerintah yang terus membangun Indonesia dari pinggiran, desa terpencil dan pulau terluar. Misalnya, pos perbatasan antara Indonesia dan negara tetangga terus dibangun. “Bukan kemewahan tapi ini adalah etalase kita yang menjadi martabat kita, dan sebulan lalu sudah kita resmikan. Jokowi juga kembali menyinggung keberhasilan pemerintah yang membuat harga bahan bakar minyak di daerah terpencil di Papua sama dengan di pulau Jawa. Sebelumnya selama bertahun-tahun, sejumlah daerah di Papua harus membeli BBM dengan harga Rp 70.000 sampai Rp 100.000. Namun, kini harga BBM di seluruh daerah di Papua hanya Rp 6.450 atau sama dengan harga di Pulau Jawa. “Ini bukan masalah harga, tapi ini masalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Jokowi disambut tepuk tangan ribuan kader yang hadir.
Saya sebagai masyarakat pada umumnya sangat merasakan manfaatnya khususnya dalam pelayanan kesehatan dengan adanya Kartu Indonesia Sehat dari BPJS, juga dapat menikmati jalan tol dan jalur kereta api yang mempercepat jarak tempuh tujuan perjalanan. Terima kasih Pak Presiden Jokowi atas pelayanan bapak yang sangat berdampak dan merakyat. Tuhan kiranya menyertai bapak senantiasa.
0 komentar:
Posting Komentar