
FPI
dengan bangganya menyatakan bahwa sudah ada hampir 10 ribu relawan yang
sudah mendaftar di posko FPI berbagai daerah untuk diberangkatkan ke
Myanmar.
“Hari
ini hampir 10 ribu yang mendaftar di posko pendaftaran kita dari
tiap-tiap daerah, Sudah ada 10 ribu yang siap berangkat ke Rohingya,”
kata Juru Bicara FPI Slamet Ma’arif
Lebih
hebatnya lagi Ma’arif menegaskan akan melakukan perang terbuka dengan
Myanmar. Hal itu dilakukan jika pemerintah Myanmar tidak sanggup
menghentikan krisis yang terjadi di Rohingya.
“FPI akan menyatakan perang terbuka dengan Myanmar kita akan kirim mujahid untuk membela saudara kita di sana,” ucap Slamet.
…….
Begini ya. Manusia itu memang banyak kekurangan tapi mohon otak manusia
yang besar itu dipakai. Jangan ada otak tapi ditinggal dirumah. Mau
menyatakan perang? Ha? Anda itu siapa? Kalau mereka berani menyatakan
perang dengan siapapun maka TNI sudah memiliki alasan untuk membasmi
mereka lho. Toh pasukan bersenjata yang tidak diakui negara.
Apalagi
kita yang masih waras masih bisa memakai otak dan tahu bahwa FPI hanya
melakukan omong kosong. Bila apa yang dikatakan FPI benar bahwa sudah
ada 10 ribu orang rela diberangkatkan ke Myanmar maka mereka tidak akan
pergi kemana-mana!
Marilah
kita pakai hitungan tiket pesawat paling ekonomis ke Myanmar.
Katakanlah harga satu tiket 500 ribu (Harga super murah yang tidak
mungkin didapat). Biaya memberangkatkan saja sudah 5.000.000.000 Rupiah
atau dengan kata lain 5 M!!!
Sang
ketua FPI Rizieq saja sudah kabur ke Arab dan tidak lagi mungkin
mengirim duit (entah biaya tinggal Rizieq disana ditanggung siapa),
darimana FPI bisa mendapatkan duit?
Belum
lagi soal logistik dan senjata. Anda kira berperang di jaman sekarang
masih pakai bambu runcing? Makan tuh bambu!!! Belum bisa mendekat sudah
ditembus timah panas.
Belum
lagi masalah visa. Indonesia tidak mungkin mengeluarkan paspor untuk
orang yang sesinting ini. Pergi ke negara orang untuk melukai orang
lain??? Ini kan namanya pemikiran sinting yang luar binasa bodoh.
Belum
lagi Myanmar akan langsung menendang mereka keluar saat tiba di negara
mereka. Orang bodoh macam apa yang akan menerima orang yang akan mencari
keributan di negara mereka?
Malaysia
yang notabene negara Islam yang bahkan lebih dekat ke Myanmar tidak
bersikap seperti FPI. Mereka tetap bersikap tenang dan bijak dan hanya
berdiplomasi dengan Myanmar agar kekerasan terhadap Rohingya dihentikan.
Suka
tidak suka, Rohingya bukanlah urusan kita. Itu adalah masalah negara
lain dengan penduduknya. Kita tidak mau diintervensi asing soal urusan
kita, eh malah sok tahu soal urusan negara lain. Ini kan munafik tingkat
tinggi.
Tapi
kita juga tidak boleh menutup mata soal urusan Rohingya mengingat
pengungsi mereka sudah ada yang berada di Indonesia. Saya ulangi, kita
memiliki kepentingan soal masalah Rohingya karena beberapa pengungsi
mereka sudah berada di Indonesia, bukan karena agama mereka kebetulan
adalah Islam.
Kalau
ingin membantu Rohingya karena agama maka mereka sungguh munafik karena
menutup mata soal kejadian di Timur Tengah tapi sok tahu soal Rohingya.
Apalagi maslaah Rohingya bukan soal agama, tapi soal status
kewarganegaraan mereka yang tidak diakui Myanmar.
Namun,
langkah FPI sebenarnya cukup bagus. Biarkan saja para kaum bersumbu
pendek pergi ke Myanmar. Minimal di Indonesia berkurang sumbu pendeknya.
Dari para berbuat onar disini, mending aja pergi kesana.
Akhir
kata, biarkan saja FPI bermimpi setinggi langit. Toh ketua mereka lari
karena dipanggil polisi dan sokongan dana untuk mereka sudah menipis.
Kasihan nanti mereka kalau tidak ada lagi tujuan hidup. Dijamin pasti 10
ribu orang tersebut akan mengalami PHP berjamaah selevel First
Travel!!!
0 komentar:
Posting Komentar