Selamat malam para Batfans….maklum Batman, bangunnya kalau malem.
Isu Saracen ini benar-benar seru, saking serunya sampai mampu membangkitkan gairah Om Batman untuk menulis lagi. Jujur tadinya sudah mau pensiun menulis, karena setelah cari lawan kesana kemari, gak ada yang lebih ganteng dan keren dari saya….
Ok lanjut….
Soal Saracen sudah lama saya ingin pemerintah tegas pada pelaku penyebar hoax. Korbannya sudah banyak, dari paman saya (baca), teman kantor saya si Penguin dan si Scarecrow itu (baca), teman dulu kuliah, dan masih banyak lagi. Mereka telah berubah, bukan jadi satria baja hitam tapi jadi Saracen walkers! Seperti army of the dead di Game of Thrones, mindless dan dikendalikan oleh Boss-nya.
Ada kesimpulan yang bisa kita ambil dari terungkapnya sindikat Saracen ini. Sebuah kesimpulan yang mencengangkan hingga mungkin sulit diterima oleh para penikmat hoax Saracen. Bahwa apa yang mereka ketahui tentang Jokowi semuanya adalah pesanan, bohong dan palsu.
Ternyata kabar tentang Jokowi yang PKI, Jokowi anti Islam, hingga soal kedekatannya dengan China, semuanya adalah penggiringan opini yang dilakukan secara masif dan terorganisir. Jadi, sebenarnya mereka selama ini dibohongin, dan pastinya kalau dibohongin biasanya marah dong, minimal gak mau lagi percaya sama kabar-kabar sejenis. Kalau masih percara dan mau dibohongin terus, ya goblok itu namanya.
Terungkapnya sindikat Saracen ini jelas sangat berbahaya bagi lawan Jokowi. Soal siapa konsumen Saracen, saya agak sangsi hal itu akan terungkap tapi jelas bahwa segala yang penikmat Saracen ketahui soal Jokowi, semuanya salah, palsu dan pesanan belaka. Itu yang membuat junjungan kaum Saracen si penjual seprei online kebakaran jenggot tipisnya yang lebih mirip bulu ketek. Bayangkan dalam tiga hari kebelakang berkali-kali ia menulis soal Saracen ini. Panik? Sangat mungkin.
Sudah tentu tulisan si kumis tipis muka kemayu bagi para Batfans yang cerdas dan cakep-cakep gak bisa masuk di akal. Dan bagi para penikmat Saracen, apa mau kalian ditipu lagi? Udah ditipu, otak rusak, hati panas karena benci, eh mereka yang dapet duitnya. Berasa bodoh gak sih?
Gimana ciri-ciri otak yang sudah tercemar sampah Saracen?
Salah satunya adalah reaksi ketika membaca tulisan Pak Jokowi ini soal Lindswell Kwok.
Ini Lindswell Kwok, atlet wushu Indonesia, yang merebut medali emas di SEA Games 2017 di Malaysia kemarin. Ia memainkan jurus pedang di nomor putri Taijijian begitu sempurna. Lindswell Kwok adalah ratu wushu di Asia Tenggara: dia meraih emas dari empat SEA Games berturut-turut di tahun 2011, 2013, 2015, dan 2017 ini.Lindswell Kwok adalah satu dari 533 atlet yang tengah berlaga di SEA Games XXIX di Kuala Lumpur.Dari Tanah Air, saya mengajak kita semua berdoa dan memberi dukungan untuk atlet-atlet Indonesia yang sedang berjuang di palagan olahraga akbar negara-negara Asia Tenggara ini. Semoga menjadi yang terbaik dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan persahabatan antarbangsa.Selamat pagi.
Begitu tulisan Pak Jokowi di media sosialnya.
Nah, jika setelah membaca tulisan tersebut kamu berpikir “Wah keren, Indonesia hebat, yuk berdoa dan dukung atlet-atler Indonesia lainnya” itu artinya otak kamu masih sehat. Tapi kalau kamu berpikir “Ah Cina, kok Jokowi muji-muji Cina, ada apa ini?” itu tanda-tanda kamu kena virus Saracen, itu juga berarti kamu adalah Saracen Walkers yang nurut aja dikerjain. Cara kerja otaknya udah gak normal, penuh kedengkian dan kebencian mirip si penjual seprei. Bedanya dia dapet duit, lalu kamu dapet apa?
Itulah kenapa sindikat penyebar kebencian macam Saracen ini berbahaya. Mereka menggunakan SARA untuk mencari uang, merusak otak sebagian masyarakat Indonesia. Mengubah orang Indonesia yang terkenal ramah tamah menjadi pembenci dan rasis.
Padahal selama 3 tahun Indonesia dipimpin oleh Jokowi, semua baik-baik saja. Umat muslim tetap dan akan selalu bisa beribadah dengan bebas dan tenang. Gak ada satu pun orang yang bisa menunjukkan dimana PKI berada karena memang sudah lama mati seperti cinta ku ke Raisa yang telah mati sejak dia bertunangan.
Gak ada serbuan pekerja dari China yang ada justru serbuan ke toko Nike ketika sale di Grand Indonesia. Gak ada yang ingin mengganti Pancasila dengan Komunisme tapi ada yang ingin mengganti Pancasila dengan Khilafah. Soal PKI, serbuan pekerja dari China, dan sebagainya, itu hanyalah ilusi. Mirip ilusi kemenangan Prabowo yang sangat dipercaya hingga sujud sukur segala, dan kita semua tahu siapa pembuat ilusi tersebut.
Ok lah kalau gak mau mengakui pencapaian Jokowi selama 3 tahun ini. Meski saya yakin sebagian besar pembenci Jokowi adalah penikmat jalan tol saat mudik. Tapi setidaknya kita semua bisa sepakat pada satu hal yaitu Indonesia selama ini baik-baik saja. Memang ada kekurangan, namanya juga manusia, tapi apa perlu lebay hingga harus ngamuk-ngamuk, nantang sana sini, sebar meme penghinaan….kan bisa tercyduk nantinya.
Saya jadi ingat kisah seorang ibu yang menghina Jokowi dan suku tertentu dulu. Kemudian dia tercyduk, lalu menyesal, mengingat anak-anaknya yang masih kecil-kecil itu. Saat itu saya katakan bahwa dia adalah korban hoax dan kini terungkap soal sindikat Saracen. Betul, ibu itu korban kebencian yang disebar oleh sindikat seperti Saracen. Kemana para penyebar kebencian dan hoax ketika si ibu tersebut dipenjara? Gak ada, mereka gak perduli malah mereka senang-senang menikmati uang 72 juta karena proposalnya tembus. Kasihan bukan?
Jadi dengan terbongkarnya sindikat Saracen maka terungkap pula kebenaran yang sesungguhnya, bahwa apa yang para penduduk bumi datar selama ini anggap benar tentang Jokowi, ternyata semua hanyalah pesanan, palsu dan bohong. Sekarang terserah, apa masih mau tetap jadi penikmat Saracen yang terus menerus dibodohi dan dikerjain oleh sindikat pembuat hoax? Atau kembali ke jalan yang benar dan bebas merdeka?
0 komentar:
Posting Komentar