Saat ini isu PKI lagi gencar-gencarnya dilemparkan ke masyarakat. Dan yang paling banyak mendapat serangan atas isu tersebut adalah presiden Jokowi. Tidak hanya sekarang, bahkan semenjak Pilpres 2014 yang lalu Jokowi telah didera isu tidak sedapi ini.
Salah seorang diantaranya yang agresif menyerang Jokowi dengan isu PKI yaitu Bambang Tri Mulyono. Pria tidak bertanggung jawab ini menulis buku fitnah yang berjudul “Jokowi Undercover”. Buku tersebut berisi keterkaitan Jokowi dengan PKI menurut khayalan Bambang. Karena sumber informasi dan datanya tidak jelas.
Saat ini Bambang tengah mendekam di penjara mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bulan Mei 2017 yang lalu dia dituntut hukuman 3 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Blora atas perbuatan melanggar UU ITE dan KUHP Jo UU Nomor 8/1981.
Jokowi sebenarnya sudah keras menantang isu kebangkitan PKI ini. Beberapa kali dia mengeluarkan pernyataan bahwa ideologi negara tidak boleh diotak-atik lagi. Bahkan dengan keras Jokowi mengatakan kalau PKI bangkit kita tending, kita gebuk.
Komunis sebenarnya ideologi yang sudah kolaps. Beberapa negera besar penganut paham Komunis sudah pindah haluan menjadi kapitaslis. Rusia dan Cina misalnya negara Komunis terbesar di dunia, sudah tidak sejalan lagi dengan ideologi Komunis. Mereka sudah mengadopsi pasar bebas. Hal ini karena Komunis tidak mampu menghadapi tantangan zaman.
Mungkin Jokowi gregetan melihat lawan politiknya yang memainkan isu PKI ini. Disaat bangsa kita sedang memikirkan dan memperjuangkan Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terkuat di dunia. Di sisi lain banyak juga yang mengalami PKI phobia.
Sebenarnya isu PKI yang digembor-gemborkan selama ini tidak seperti yang mereka takutkan. Seperti yang disampaikan oleh Professor Salim Said, guru besar Universitas Pertahanan bahwa ideologi Komunis sudah ditinggalkan. Namun, 2019 mendatang adalah tahun Pemilu, sehingga dimainkan lagi oleh lawan politik Jokowi yang sudah kalap, kehabisan akal mau jadi presiden tidak pernah kesampaian.
Sebagaimana kita tahu bahwa Jokowi memiliki tingkat elektabilitas yang semakin meningkat setiap tahunnnya. Saat ini, 2017 elektabilitas Jokowi mencapai angka 68,3%, jauh diatas elektabilitas Prabowo yang hanya 25,8%. Kalau melihat trend ini, hingga tahun 2019 mendatang elektabilitas akan semakin tinggi dan tidak terkalahkan.
Hasil kinerja Jokowi juga luar biasa hebatnya. Banyak proyek mangkrak di zaman SBY yang berkuasa selama 10 tahun diselesaikan di erah Jokowi. Beberapa proyek pembangunan seperti jalan tol, bendungan, PLTU, pos lintas batas negara, jembatan dan bandara penyelesaiannya banyak yang lebih cepat dari target.
Dan tentunya hasilnya langsung dirasakan oleh masyarakat. Contohnya masyarakat Papua, bisa merasakan harga BBM dan semen sama dengan harga di pulau Jawa. Hal ini akan membuat masyarakat selalui memilih Jokowi. Bahkan ada yang berharap agar Jokowi jadi presiden seumur hidup, karena begitu cintanya kepada presiden Jokowi. Dari sini kita tahu bahwa kerja, kerja, kerja ternyata mampu mengalahkan sistematis, terstruktur, masif dan bocor.
Soal visi misi Jokowi untuk Indonesia juga hebat luar biasa. Dalam beberapa kesempatan presiden menyampaikan, kita harus memikirkan bangsa ini tidak hanya untuk hari ini tapi untuk ratusan bahkan ribuan tahun mendatang. Indonesia tidak akan mampu bersaing dengan negara lain kalau infrastrukurnya tidak dibangun atau jelek.
Sehingga tahap awal pemerintah fokus membangun inftastruktur yang dibutuhkan. Infrastruktur ini tentunya tidak hanya untuk kemajuan perekonomian tapi juga untuk generasi penerus bangsa agar dapat fokus meraih mimpi dan cita-cita.
Kalau Pilpres mendatang dilakukan dengan cara sehat yaitu menonjolkan ide dan gagasan, tentu lawan akan sangat sulit mengalahkan Jokowi. Kita lihat Prabowo misalnya, yang kalau orasi berapi-api dan ingin Indonesia jadi Macan Asia serta sering bicara bocor,bocor.
Tapi Prabowo hanya sebatas omongan. Tidak dijelaskan Macan Asia itu apa. Karena, di daerah saya ada juga sejenis macan yaitu Harimau Sumatera. Tidak terlihat, misalnya Prabowo mensosialisasikan gagasan Macan Asianya ke pelosok-pelosok tanah Air. Bahkan Prabowo sendiri semenjak kalah di Pilpres 2014 jarang terlihat keluar dari Pulau Jawa. Padahal Indonesai ini memiliki puluah ribu pulau.
Tinggal lagi untuk menumbangkan Jokowi dengan cara tidak elegan, seperti menggunakan isu PKI ini. Namun kita tida perlu terlalu risau karena masyarakat sudah bisa membedakan siapa yang suka ngibul dan siapa yang benar-benar bekerja.
Semua orang mungkin bisa mengatakan dirinya Macan Asia dan orang bisa saja diserang PKI. Tapi yang bicara Macan Asia bukan Macan benaran dan yang dituduh PKI saat ini sedang bekerja keras membangun Indonesia Raya.
0 komentar:
Posting Komentar