Impian
Khilafah, itulah bahasa yang paling tepat untuk mereka beberapa hari
ini, yang katanya melakukan mukhtamar di beberapa kota di Indonesia.
Impian itu memang sejak 2007, ditawarkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia,
yang karena alam demokrasi diberi hak hidup oleh pemerintah RI; dan
dengan liciknya, HTI menggunakan kesempatan dan peluan itu untuk
menanduk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), para pengurus, pemimpinnya dengan
lihai telah berhasil menawarkan kejayaan masa depan dengan bernostalgia
ke/pada kebesaran Khilafah pada masa lalu. Masa depan yang ditawarkan
HTI, adalah Kejayaan Masa Lalu, yang telah tiada karena tenggelam
termakan zaman dan waktu.
Melihat kenyataan tersebut, dan banyak hal lain yang terjadi, maka
dari berbagai kalangan menolakn Hizbut Tahrir Indonesia, MAKA kami
menolak HIZBUT TAHRIR INDONESIA HARUS DIBUBARKAN karena,
1. Tidak mengakui dan mengancam Pancasila & UUD 1945 sebagai idiologi bangsa & konsitusi RI
3. Mengancam keutuhan NKRI
3. Penerapan khilafah HTI tidak mempunyai dasar dan konsep yang jelas serta tidak sesuai dengan semangat demokrasi
4. Ide penerapan syari’ah HTI semata-mata hanya merupakan bagian dari politisasi agama
JANGAN LUPA BERGABUNG di/dengan GROUP BUBARKAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA
Alasan Menandatangani
JIKA khilafah berdiri di indonesia, daerah-daerah dengan populasi
mayoritas non muslim pasti akan memisahkan diri, hal ini juga akan
memunculkan arogansi kesukuan! Negara Pancasila yang susah payah
diperjuangkan para pahlawan terancam kembali ke zaman kerajaan!
Hampir
bisa dipastikan bhwa orang-orang non muslim Indonesia akan menolak
tinggal di negara Khilafah, mereka hanya punya dua opsi: Melawan pasukan
khilafah atau angkat kaki dari tanah mereka.
Kalau melihat
tabiat dan sejarah suku-suku di Indonesia sejak era kolonial sampai
kemerdekaan, mereka pasti akan melawan, akibatnya Pasukan Khilafah pasti
akan memerangi semua daerah yg “menolak” mereka; kenapa? karena pasukan
Khilafah butuh semua SDA di seluruh bumi Nusantara untuk kepentingan
ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Analisa sederhana saya mgenai “perpecahan” Nusantara seperti ini:
Di
timur, Papua dan Maluku mungkin akan berpisah dan mereka bergabung
membuat negara baru. Pasukan Khilafah jelas mati-matian ingin
mendapatkan Papua karena kandungan alam di kawasan ini akan menopang
ekonomi “Negara Khilafah;” tapi mereka nyaris susah menang jika ada
perang di kawasan ini. Saat ini saja org papua sulit mengakui NKRI,
apalagi harus mengakui Khilafah, bisa dipastikan Papua akan mati-matian
membela tanah mereka dari serangan “penjajah” (pasukan khilafah)
Di
Sulawesi, ada Toraja dan Minahasa/Manado yang juga kemungkinan akan
berpisah; kemungkinan besar Pasukan Khilafah bisa “mengatasi” mereka.
Toraja diapit oleh suku Bugis di selatan dan suku Kaili di utara dan
ditengah yg mayoritas muslim; Di Sulawesi utara, Minahasa akan
mendapatkan perlawanan dari Bugis, Kaili dan Gorontalo. Kemungkinan
besar Sulawesi akan jatuh ke tangan Khilafah dan konsekuensinya,
populasi Suku Toraja dan Minahasa akan berkurang karena akibat “perang”
(jika benar-benar terjadi) dan akibat migrasi ke daerah kekuasaan
non-muslim
Suku Dayak di Kalimantan mayoritas beragama Kristen,
Kaharingan dan Buddha. Ini akan menyebabkan Kalimantan bergejolak karena
pasti akan ada “Perang Besar” Dayak vs Pasukan Khilafah untuk
memperebutkan tanah Kalimantan. Belum lagi jika Pasukan Khilafah
mendapat bantuan dari Khilafah Malaysia di utara Kalimantan akan
benar-benar chaos. Sulit ditebak siapa yg bakal menang dalam “Battle of
Borneo”
Bali dan NTT yang mayoritas banyak non-muslimnya juga
pasti pilih berpisah. Bali yg mayoritas beragama hindu pasti akan
berupaya “mengusir” khilafah. Bali dan NTT jelas saja akan diperjuangkan
oleh Pasukan Khilafah karena potensi wisata di kawasan ini sangat bagus
dan akan sangat berpengaruh untuk ekonomi Negara Khilafah. Tapi sama
seperti Papua, orang-orang Bali, NTT pasti akan mati-matian berjuang
mempertahankan tanah mereka
Di Sumatera ada Batak yang juga
mayoritas Kristen. Tapi nasib batak diperkirakan akan sama seperti
Toraja dan Minahasa. Orang Batak jelas akan menolak khilafah dan
konsekuensinya, akan terjadi perang. Perang Paderi era modern akan
kembali terjadi. Jika perang terjadi, Batak akan sulit menang. Tanah
Batak terkepung oleh daerah-daerah Muslim, yang membuat keadaan tidak
seimbang, sama seperti di Sulawesi dan Sumatera nyaris smuanya beragama
muslim
Pada akhirnya, negara Khilafah kemungkinan besar akan
menguasai Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Kemudian kawasan
timur yang terdiri dari Papua, Maluku, Bali, dan NTT akan bergabung
membentuk negara baru. Entah apa nama negara ini, katakanlah bernama
Republik Indonesia Timur (RIT). Saya rasa, penduduk RIT juga akan
beragam sukunya karena akan menampung pelarian penduduk non muslim
se-indonesia
Kesimpulannya, saya TIDAK INGIN analisa saya
tersebut terjadi. Proses transformasi dan perubahan dari NKRI menjadi
negara khilafah di bumi Nusantara pasti akan kacau dan penuh dengan
pergolakan, pertumpahan darah pasti trjadi karena penolakan suku-2 non
muslim, ini harus dipertimbangkan oleh para penggagas Khilafah. Khilafah
itu cocoknya di kawasan Timur Tengah, bukan di Nusantara.
0 komentar:
Posting Komentar