LIPUTANRAKYAT – Publik sempat geger dengan kabar adanya uang
rupiah baru yang dipalsukan. Uang palsu itu diunggah di jejaring sosial
Facebook oleh salah satu netizen.
Rupiah baru ini diluncurkan akhir 2016 lalu. Kabar ada uang palsu ini
jadi geger karena uang NKRI ini baru diluncurkan beberapa bulan lalu.
Bank Indonesia (BI) langsung merespons hal ini. Menurut BI, Uang TE
2016 telah dilengkapi penguatan unsur pengaman untuk menghindari upaya
pemalsuan.
Dengan penguatan unsur pengaman, bank sentral meyakini bahwa uang
Rupiah TE 2016 telah memiliki ciri-ciri yang mudah dikenali masyarakat
dan sulit dipalsukan.
“Sehubungan dengan informasi yang beredar di masyarakat mengenai
adanya pemalsuan uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016, Bank Indonesia
menegaskan bahwa hingga saat ini Bank Indonesia tidak menerima pengaduan
masyarakat yang membawa bukti fisik uang TE 2016 yang diragukan
keasliannya,” tulis keterangan Departemen komunikasi BI seperti dikutip,
Rabu (5/4/2017).
Apa saja unsur pengaman yang dipakai BI dalam uang rupiah baru? Ini daftarnya.
Pengaman ini terdiri dari color shifting, rainbow feature, latent image, ultra violet feature, tactile effect, dan rectoverso.
Foto: Dok. BI
|
Dari sisi color shifting, apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, akan terjadi perubahan warna secara kontras. Dari sisi rainbow feature, apabila dilihat dari sudut pandang tertentu akan muncul gambar tersembunyi multi warna berupa angka nominal.
Foto: Dok. BI
|
Foto: Dok. BI
|
Sedangkan dari sisi latent image, apabila dilihat dari sudut
tertentu akan muncul gambar tersembunyi berupa teks BI pada bagian
depan dan angka nominal pada bagian belakang.
Foto: Dok. BI
|
Sementara dari sisi ultra violet feature (level 2), dilakukan penguatan desain UV feature yang memendar menjadi dua warna di bawah sinar UV. Dari sisi rectoverso, apabila diterawang akan terbentuk gambar saling isi berupa logo BI.
Tak hanya itu, desain uang tahun emisi (TE) 2016 dilakukan dengan
penyempurnaan fitur kode tuna netra (blind code) dengan melakukan
perubahan desain pada bentuk kode tuna netra berupa efek rabaan (tactile
effect) untuk membantu membedakan antar pecahan dengan lebih mudah. [Detik]
0 komentar:
Posting Komentar