Cari Blog Ini

Sabtu, 30 September 2017

Jokowi Nobar G30S/PKI di Bogor Bersama TNI dan Polri, Skak Mat Jenderal Tua!


Seorang pecatur, tidak pernah mempertontonkan dan memamerkan strateginya. Untuk memenangkan sebuah pertarungan catur, butuh ketenangan dan konsentrasi yang tinggi. Mengenal musuh dan strategi musuh lebih utama daripada sekadar menjalankan strategi diri sendiri.
Membaca pergerakan lawan menjadi ciri khas dari seorang maestro catur. Di dalam permainan catur, ada banyak bidak-bidak yang digunakan. Mulai dari yang paling dianggap murahan, yakni pion, sampai kepada para menteri, benteng pertahanan, kuda, ratu dan akhirnya raja, menjadi pemakna dari permainan catur ini.
Permainan catur bisa dimainkan dengan sangat cacat dan asal-asalan, bisa juga dimainkan dengan sangat tenang, namun indah. Permainan catur yang indah, hanya sedikit yang bisa menguasainya. Gerakan-gerakan senyap dan mendadak menjadi sebuah ciri khas dari seorang pemain catur yang sudah banyak jam terbangnya.
Namun tidak perlu jam terbang yang terlalu banyak, sebenarnya permainan catur bisa dimainkan juga dengan indah. Semakin seorang pemain bisa membaca permainan musuh dan bergerak sesuai dengan ‘prediksi musuh’, semakin aduhai pula gerakan-gerakan yang akan dimunculkan. Serangan yang ‘tidak menyerang’, bertahan yang ‘tidak bertahan’, merupakan strategi-strategi jitu.
Selain strategi, dibutuhkan insting yang sangat tajam dan sangat akurat. Akurasi dari setiap gerakan dalam waktu dan tempat yang sulit dibaca, muncul dalam permainan ini. Sebagai pemain catur, saya pun terkadang tidak bisa menebak langkah catur Pak De Jokowi. Papan yang dimainkan Pak De tidak sekecil papan catur yang kita mainkan biasa. Papan catur perpolitikan di Indonesia lah menjadi papan permainan dari Pak De.
Setiap langkah yang ia lakukan, selalu tepat sasaran, bahkan ketika ia seperti berada di posisi terjebak, ia sebenarnya hanya ingin menunjukkan bahwa penjebak merasa berhasil menjebak Pak De. Seolah-olah memposisikan diri sebagai orang yang terjebak, ternyata ia malah menjebak si penjebak.
Sekali lagi, permainan indah dari percaturan politik Pak De sekarang sudah semakin terlihat profesional, dan sangat mengagetkan. Kita tahu bahwa pihak istana selama ini seolah diam mengenai kalimat Gatot Nurmantyo, Panglima TNI yang mewajibkan para tentaranya nonton bareng film G30S/PKI di tempat masing-masing.
Seolah pihak istana malah membuat jarak dengan Panglima, dengan klarifikasi isu pengadaan 5000 senjata dan wacana wajib nobar yang disampaikan langsung oleh Menkopolhukam, yang juga adalah mantan panglima TNI, Wiranto. Wiranto mengatakan bahwa isu mengenai 5000 senjata sudah diselesaikan dan tidak perlu diperpanjang.
Di dalam pemikiran saya secara awam, kita melihat bagaimana pihak Istana seperti memberikan lampu kuning terhadap panglima TNI. Apakah benar demikian? Sulit bagi kita untuk menjelaskan dan memisahkan antara hitam dan putih di dunia politik, karena sejatinya dunia politik adalah abu-abu. Jokowi sangat cerdas bermain di dalam situasi seperti ini.
Ketika media massa memberitakan bahwa ada orang-orang yang mulai menunjukkan oposisinya kepada Jokowi, tidak ada sedikitpun reaksi dari Jokowi. Paling banter, istana yang memberikan respon. Pecatur ulung ini cerdas melihat situasi yang ada, dan tahu bidak apa yang akan dipakai untuk bergerak.
Lantas apa strategi akhir dari Presiden Jokowi? Sebenarnya saya ada prediksi sendiri, yang menurut saya cukup akurat, namun rasanya tidak perlu saya utarakan disini. Secara umum, tujuan Pak De pada akhirnya adalah kepentingan rakyat. Ia adalah presiden yang disumpah untuk menjalankan amanat rakyat. Jadi sederhananya, apa yang dikerjakan Pak De Jokowi sekarang ini adalah mengamankan jalannya pemerintahan yang pro terhadap rakyat.
Bukan hanya pemerintahan, ekonomi pun juga harus berfokus kepada rakyat. Isu-isu PKI yang disematkan kepada dirinya, dibuang mentah-mentah oleh kehadiran Jokowi di tengah-tengah acara nobar G30S/PKI di Bogor. Ini adalah gerakan yang tidak terduga dari seorang presiden.
Presiden Joko Widodo nonton bareng (nobar) pemutaran Film G30S/PKI bersama ribuan warga dan anggota TNI serta Polri di Makorem 061/Suryakancana, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat malam.
Selama ini kita tahu bagaimana presiden diam dan tidak bereaksi ketika ia difitnah PKI. Mungkin ia sedikit bereaksi, namun rasanya itu hanya diwakilkan oleh orang-orang tertentu. Sekarang secara tubuh, ia hadir di sebuah acara nobar yang diadakan di Bogor, bersama dengan personel TNI. Kekaguman saya terhadap sosok Jokowi ini semakin menjadi-jadi, ketika tahu hal ini. Jokowi ini mahir dalam bermain. Sekali gerak, dapat mementahkan puluhan, bahkan ratusan strategi musuhnya. Lagi-lagi, mantan jenderal harus menemui kekalahan ke sekian kalinya semenjak 2014 lalu.

0 komentar:

Posting Komentar