Cari Blog Ini

Jumat, 29 September 2017

FOMNUS NTB Gelar Dialog Penguatan Pancasila Dan Tangkal Radikalisme


LOTENG, MetroNTB.com – Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Forum Masyarakat Nusantara (FOMNUS) NTB menggelar dialog penguatan ideology Pancasila sebagai ideologi negara dan upaya menangkal paham radikalisme demi menjaga keutuhan NKRI,bertempat di SMA I Praya, Lombok Tengah Jum’at (29/9)
Salah satu narasumber yang hadir dalam kegiatan dialog tersebut, Budayawan NTB Ahmad JD memaparkan, Pancasila dirumuskan oleh Soekarno 1 Juni merupakan puncak dari pemikirannya.
“Inti dari pemikiran Soekrno tersebut menginginkan Indonesia merdeka. Oleh karena itu pentingnya kita mengilhami spirit Pancasila dalam kehidupan kita sehari hari,” ujarnya
Ia menjelaskan, dalam pemahaman masyarakat Sasak ada tiga rumusan akhlak yang tidak di perbolehkan sebagai manifestasi Pancasila dalam suku sasak, yaitu dusta, jadah dan syirik.
“Pancasila bagi orang sasak itu jangan dusta, jangan jadah, jangan syirik,” jelsnya
Dikatannya, kecanggihan teknologi informasi menyebabkan nilai moralitas Pancasila orang sasak merosot.
“Bagi orang sasak, etika bangsa Indonesia yang paling tinggi adalah Pancasilais,” kata Ahmad
Sementara, Ketua Pemuda Pancasila Loteng, Samsul Qomar mengatakan bahwa peristiwa G30S/PKI merupakan sejarah kelam bangsa Indonesia.  PKI ingin menghancurkan keutuhan NKRI ini.
“Sehingga pada 1 Juni Soekarno mendekritkan Pancasila sebagai harga mati bagi bangsa kita,” katanya
Menurutnya, jiwa patriotisme anak muda sudah mulai menipis, anak muda lebih senang nongkrong di mall, nongkrong dikafe-kafe, selfie ke pantai-pantai daripada harus ke museum mencari tahu sejarah-sejarah bangsa.
“Dulu, kami kalau upacara bendera tidak berani tidak ikut. Kita tidak lagi patriotis saat ini hanya untuk mengikuti upacara bendera pun masih mencari tempat yang teduh,” sebutnya
“Hal yang harus kita bangga dalam diri kita adalah bahwa kita harus bangga jadi Indonesia,” imbuhnya
Sebgai salah satu upaya sederhana dalam menumbuhkan jiwa patriotisme bagi generasi muda adalah minimal menghapal nama – nama pahlawan bangsa Indonesia
“Karena anak muda hari adalah generasi pelanjut estafestasi kepemimpinan bangsa dan daerah,” tandas anggota DPRD Loteng ini.
Kepala Kesbangpol Loteng, Masnun menyebutkan, berdasarkan hasil survey dari 100 orang hanya 18 orang tidak tahu judul lagu kebangsaan. Dari 100 orang hanya 24 orang yang tidak hapal Pancasila dan 53 persen orang Indonesia tidak hapal lirik lagu kebangsaan Indonesia.
Kondisi ini menjadi refleksi bersama dalam memberikan pemahaman kebangsaan bagi generasi bangsa ini. Tidak hapal lagu kebangsaan dan hapal Pancasila tidak ada di ruangan ini.
“Karena sejak Soekarno memproklamasikan bangsa Indonesia, sejak itulah semua elemen bangsa Indonesia sepakat dengaa  empat konsesus dasar berbngsa dan bernegara yaitu, Pancasila sebagai dasar Negara, Pancasila sebagai falsafah bangsa, Pancasila sebagai ideologi bangsa,” terang Masnun
Menurutnya, banyak sekali ujian kelahiran Pancasila mulai dari pembrontakan 30 S/PKI dan berbagai pembrontakan lainnya.
Konsesus kedua yaitu Undang Undang Dasar Negara 1945. Ketiga, NKRI harga mati, sebagai negara kepulauan memang rentan dengan konflik dan ancaman.
“Keempat, Kebhinekaan merupakan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia, tentu itu harus dijadikan sebagai modal hidup yang lebih baik bagi seluruh bangsa ini, dan itu perlu dijaga sebagai kekayaan bangsa,” pungkasnya

0 komentar:

Posting Komentar