Cari Blog Ini

Senin, 15 Mei 2017

Soekarwo :Tidak Boleh Ada Organisasi Anti Pancasila Dan Radikal Seperti FPI Di Indonesia


FUNESIA.NET-Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengajak Partai Golkar ikut memerangi ideologi anti Pancasila yang tumbuh-kembang di Indonesia. Sebab, Pancasila adalah sebagai nilai kultur dan menjadi falsafah bangsa. 




Hal ini disampaikan Soekarwo saat pidato di acara Pelantikan Pengurus DPD Partai Golkar Jawa Timur, Sabtu (6/5). Acara dihadiri Ketum DPP Golkar, Setya Novanto, Agung Laksono, Ridwan Hisyam, Adies Kadir dan sejumlah petinggi partai lainnya, termasuk dari DPD PDIP Jawa Timur. 

"Pertama saya usul kepada 'pendekar' di ikrar Panca Bakti (ikrar Partai Golkar) tadi, agar Pancasila sebagai nilai-nilai kultural dan menjadi falsafah," jelas Soekarwo usai acara. 

Nilai-nilai dan falsafah Pancasila itu, lanjutnya, kemuadian masuk di dalam konstitusi. "Itu kemudian di dalamnya, kemudian berikrar di dalamnya, ada NKRI dan kebhinekaan. Itu di dalam keseharian, itu harus kemudian ada working ideologinya." 

Kerja-kerja ideologis ini, kata Soekarwo, harus direalisasikan bersama. Menurutnya, semua organinisasi harus berfalsafah dengan Pancasila. "Itu karena sudah jadi konatitusi, hirarkis perundang-undangan. Kita semua harus tunduk di dalam konstitusi itu," tegasnya. 

Gubernur akrab disapa Pakde Karwo ini juga mengaku mengusulkan kepada Partai Golkar, agar organisasi-organisasi di bawah bendera partai beringin ikut mempertahankan NKRI. 

"Saya usulkan sebagai ikrar Panca Bakti itu. Isinya itu bagaimana mempertahankan Pancasila sebagai dasar konstitusi dan falsafah, sudah masuk Undang-Undang 45."

"Di pembukaan dan diatur dalam hirarkis perundang-undangan, bahwa semua undang-undang yang mengatur kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat harus berdasarkan Pancasila. Bunyinya itu di dalam Pancasila," sambungnya. 

Soekarwo pun menegaskan tidak boleh ada organisasi anti Pancasila dan radikal di Indonesia. "Ya tidak boleh. Wong bunyi hirarkisnya begitu kok lihat FPI itu ormas tersebut sangat meresahkan, tidak boleh dibiarkan begitu saja Undang-undang. Di dalam Pancasila, sumber segala sumber hukum. Itu bunyi perintah konstitusi, bukan perintah, permintaan saya. Jadi kita melakukan peraturan penegakan perundang-undangan," pungkasnya.


Sumber : merdeka.com
 
link 

0 komentar:

Posting Komentar