Cari Blog Ini

Minggu, 28 Mei 2017

Kunci Keberhasilan Jokowi

Presiden Jokowi berlatar belakang rakyat jelata. Pada masa kecilnya tinggal di bantaran kali. Tapi ia berhasil menamatkan pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM. Lalu ia bekerja sebentar di sebuah perusahaan swasta di Aceh. Ia kembali pulang ke Solo dan merintis usaha mebel atau furniture. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya usahanya berkembang menjadi eksportir mebel ke sejumlah Negara.
Tapi nasib mengantarkannya menjadi walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan sekarang menjadi Presiden RI ketujuh. Pada hal tampangnya betul-betul wajah rakyat jelata, tinggi sekitar 1,7 m tapi kurus krempeng, karena beratnya hanya 53 kg. Ia juga bukan seorang orator, ia berpidato dengan datar saja, kurang lancar berbicara karena seringkali tersendat mencari kata-kata yang tepat.
Barangkali itulah sebabnya, pada waktu mulai menjabat Presiden, hampir tidak ada  pengamat ekonomi dan politik yang percaya Jokowi dengan segala kekurangannya itu  mampu menyelesaikan beban masalah ekonomi yang sangat berat. Pada waktu mulai menjabat sebagai presiden, perekonomian Indonesia dihadapkan pada beban subsidi BBM yang sudah mencapai 16% dari APBN. Pada waktu bersamaan, Indonesia menghadapi defisit infrastruktur ekonomi yang sangat parah.
Ia menerima warisan Indonesia yang serba kekurangan dalam infrastruktur ekonomi dan APBN yang cukup hanya untuk biaya rutin pemerintah. Pada saat yang sama perekonomian Indonesia digerogoti oleh para mafia di segala sektor ekonomi yang bekerjasama dengan para pejabat pemerintah. Bahkan raja mafia minyak misalnya adalah pengusaha yang sangat dekat dengan  presiden sebelumnya dan menteri perekonomian waktu itu.
Tekanan terhadap perekonomian Indonesia semakin diperberat oleh faktor eksternal. MIsalnya  kebijakan moneter Cina yang menurunkan nilai tukar yuan. Akibatnya nilai tukar berbagai mata uang merosot.  Kurs rupiah bahkkan melorot mendekati Rp 15.000 per USD.
Tetapi Presiden Jokowi sudah mempunyai solusi, meskipun menyakitkan banyak pihak, terutama lapisan masyarakat menengah dan rakyat kecil. Ia mengubah ancaman menjadi peluang. Beban keuangan berupa beban subsidi BBM dijadikan kunci untuk memecahkan  tekanan keuangan. Presiden menghapus sebagian besar subsidi BBM yang selama ini dinikmati masyarakat golongan menengah yang umumnya punya mobil. Maka belum sampai satu bulan menjabat, Presiden Jokowi mengumumkan penghapusan sebagian besar subsidi BBM.
Sebuah tindakan yang berani. Presiden Jokowi memahami sebagian besar rakyat marah dan mencelanya habis-habisan. Tapi ia yakin pada akhirnya rakyat  memahaminya karena penghapusan subsidi BBM itu akan berganti wujud berupa infrastruktur ekonomi. Pemerintah akan mengalihkan subsidi BBM itu dengan  membangun jalan tol dan non tol, rel kereta api, pelabuhan, bandara,   bendungan dan waduk, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya.
Dengan menghapus subsidi BBM maka Pemerintah memiliki dana segar sekitar Rp 300 Triliun. Dana itu dengan segera digunakan untuk membangun infrastruktur ekonomi. Dengan demikian ada banyak uang yang beredar. Industri yang memproduksi berbagai jenis barang untuk keperluan konstruksi bisa bernafas lagi. Perekonomian Indonesia secara bertahap mulai menguat.
Pada waktu bersamaan Presiden Jokowi bisa memenuhi janjinya kepada rakyat miskin, menyediakan layanan kesehatan secara gratis. Maka BPJS Kesehatan digenjot untuk bisa memberikan pelayanan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Rakyat yang tidak tergolong miskin memang diharuskan membayar iuran bulanan semacam premi asuransi, tetapi nilainya murah sekali, hanya Rp 25.500 untuk pelayanan kelas 3, Rp 45.500 untuk pelayanan kelas dua dan Rp 59.500 untuk pelayanan kelas satu.
Tentu ada rakyat yang masih mencak-mencak karena tidak terbiasa membayar iuran bulanan dan maunya semua disediakan gratis 100% oleh Pemerintah. Tapi tidak kurang dari 150 juta rakyat Indonesia sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan pendidikan gratis sampai SLTA, dan menyediakan dana pendidikan untuk membeli berbagai kebutuhan bersekolah bagi anak-anak keluarga miskin melalui Kartu Indonesia Pintar.
Di sanalah kehebatan Jokowi. Ia seorang presiden yang berpikiran mikro dan rinci untuk setiap aspek pembangunan.  Maka hari-hari kemarin kita menyaksikan kunjungan Presiden Jokowi ke Sumatera untuk kesekian kalinya, melihat dan memantau perkembangan pembangunan konstruksi jalan tol, sejak dari Sumatera Utara sampai ke Sumatera Selatan. Ia juga memantau pembangunan bandara dan pembangunan LRT di Palembang yang disiapkan sebagai salah satu kota penyelenggara Asian Games pada 2018.
Akhirnya satu persatu masalah ekonomi yang sangat berat pada awal pemerintahannya dapat diselesaikan. Perekonomian Indonesia mulai merangkak naik. Demikian pula, para mafia penggerogot kekayaan sumberdaya alam Indonesia dihancukan satu persatu. Para pengusaha pencuri ikan di laut-laut Indonesia yang merugikan Indonesia Rp 300 triliun setahun dibasmi, kapal-kapal mereka ditangkap dan dibom. Raja mafia minyak yang menjadi sahabat presiden terdahulu terpaksa melarikan diri ke luar negeri. Bahkan nilai tukar rupiah juga semakin menguat, sudah mendekati Rp 12000an per USD.
Keberhasilan Presiden Jokowi di bidang ekonomi berimbas pada bidang politik. Pada awal menjabat Presiden Jokowi dihadapkan pada keperkasaan KMP sebagai koalisi partai oposisi terhadap Pemerintah. KMP memenangkan pertarungan pertama dengan menguasai posisi pimpinan di DPR, setelah berhasil merevisi UU MD3.  Namun keperkasaan KMP rontok setelah setahun Presiden Jokowi memerintah. Satu per satu parpol oposisi berbalik arah menyatakan menjadi pendukung Pemerintah. Yang tersisa kemudian hanya Partai Gerindra dan PKS.
Oleh sebab itu dari sekarang, kita sebagai rakyat Indonesia sudah boleh bermimpi. Saya telah menulis, bermimpi pulang ke kampung di Sumbar melalui jalan tol yang saat ini sedang dibangun.
Sekian, Salam dari saya,
M. Jaya Nasti

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar