Cari Blog Ini

Minggu, 30 April 2017

MAY DAY = HARI LIBUR NASIONAL



Peringatan Hari Buruh Internasional atau sering dikenal dengan May Day di Indonesia pada tahun ini ditetapkan menjadi hari libur nasional. Tentu saja hal ini menjadi itikad baik pemerintah untuk mengapresiasi kaum buruh yang telah berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan kaum buruh Indonesia yang bekerja di luar negeri mendapat sebutan  pahlawan devisa. Penetapan 1 Mei 2014 menjadi hari libur nasional tentu berdasarkan beberapa pertimbangan.

Hari Buruh Internasional selalu diperingati kaum buruh di seluruh Indonesia dengan berbagai demonstrasi yang sering mengganggu ketertiban umum dan mengganggu proses produksi dari berbagai perusahaan yang menaungi mereka. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan kerugian ekonomi secara nasional. Bahkan beberapa dari demonstrasi itu justru berujung rusuh dan merusak alat-alat produksi. Alhasil, kerugian perusahaan akan makin bertambah besar. Ujung-ujungnya kalau perusahaan merugi, maka biasanya perusahaan akan melakukan aksi pengencangan ikat pinggang. Sasarannya jelas para buruh. PHK menjadi jalan satu-satunya untuk mengurangi biaya produksi. Walah.

Sebelumnya 1 Mei bukan merupakan hari libur. Berbeda dengan 1 Mei tahun ini yang ditetapkan sebagai hari libur. Diharapkan aksi-aksi demonstrasi kaum buruh akan semakin berkurang untuk menghindari kekacauan ekonomi. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Sofjan Wanandi meminta buruh untuk introspeksi diri saat perayaan hari buruh 1 Mei 2014.

"Besok hari buruh adalah hari libur, saya ucapkan selamat kepada buruh. Tetapi buruh harus introspeksi agar hubungan buruh dan pengusaha saling percaya," kata Sofjan saat berdiskusi dengan media dengan tema "Merumuskan Produktivitas Kita" di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Rabu (30/04/2014).

Tentu saja pada prakteknya nanti, pasti ada saja beberapa demonstrasi oleh kaum buruh. Seperti biasa, demonstrasi diisi dengan berbagai orasi untuk menyuarakan hak-hak kaum buruh. May Day tahun-tahun sebelumnya berisi tuntutan kenaikan UMR, penghapusan outsourching, dan lain-lain, serta meminta 1 Mei ditetapkan sebagai hari libur. Untuk poin terakhir itu, sekarang telah menjadi kenyataan. Tinggal sekarang bagaimana kaum buruh memanfaatkan dengan sebaik-baiknya hari libur itu. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa mengimbau kepada para buruh tidak perlu melakukan aksi demo. Pasalnya, dulu buruh tengah memperjuangkan untuk libur di tanggal tersebut. "Saya imbau para buruh memanfaatkan hari libur ini sebaik baiknya bersama keluarga," tutur beliau.

Hatta menambahkan, walaupun para buruh nantinya melakukan aksi demo, agar tetap melakukannya secara damai serta harus jauh dari rasa anarki.

"Buruh harus mulai sebuah tradisi bahwa hari buruh itu adalah hari yang damai seperti di luar negeri. Hari buruh itu dihabiskan untuk menonton pertunjukan. Jadi hari buruh ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," tuturnya lagi.

Peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini di Indonesia juga bertepatan dengan tahun politik. Beberapa waktu yang lalu telah dilaksanakan pemilu legislatif. Menunggu selanjutnya adalah pemilu presiden beberapa bulan lagi. Pada setiap aksi kampanye pemilu, kaum buruh selalu menjadi sasaran bagi para caleg atau calon presiden untuk menggelontori mereka dengan janji-janji politik. Temanya tidak jauh-jauh dari meningkatkan kesejahteraan kaum buruh di Indonesia. 1 Mei nanti jelas akan dipengaruhi oleh atmosfer pemilu presiden yang akan digelar beberapa bulan lagi. Sofjan Wanandi, saat dihubungi oleh m.bisnis.com, yang tak kalah penting, kata Sofjan, lantaran seiring dengan akan dilakukannya pemilihan presiden (Pilpres) tahun ini, tidak sedikit yang akan memanfaatkan momentum hari buruh ke arah politik praktis. Mengenai kerugian akibat dijadikannya hari buruh sebagai hari libur nasional, pihaknya enggan mengomentari. Yang pasti, pihaknya menghargai hari libur untuk buruh ini.

“Yang penting, seharusnya jangan dibawa ke arah politik, tetapi saya pikir pasti ada hal yang mereka usung soal salah satu calon presiden yang mereka dukung,” tuturnya.

Kehidupan buruh sudah memprihatinkan. Janganlah mereka hanya dijadikan bahan pendulang suara pada pemilu saja. Lalu kalau sudah menang, malah lupa dengan semua janji-janji politik pada saat kampanye. Peringatan Hari Buruh Internasional pada tanggal 1 Mei 2014 seharusnya menjadi tonggak lembaran baru bagi hubungan tripartit yang harmonis antara buruh, pengusaha dan pemerintah.

Selamat Hari Buruh Internasional (May Day).

0 komentar:

Posting Komentar