Pertarungan Freeport melawan pemerintah Indonesia semakin nyata.
Boss
Freeport Mc Moran Richard Ackerson bahkan sudah mengancam akan mem-PHK
12 ribu karyawan dalam minggu ini. Ancaman itu bagian dari gertak
Freeport sebelum mereka berencana membawa masalah ini ke arbitrase.
Menteri
Jonan pun tidak kalah kerasnya. Ia tetap berpegang bahwa Freeport
sebaiknya mematuhi peraturan yang ada atau merubah diri menjadi tambang
biasa. Perang urat syaraf dibangun di media, bahkan Donald Trump
dikabarkan memantau semua perselisihan ini.
Setelah
50 tahun, baru kali inilah Indonesia menyatakan diri dengan tegas
terhadap kedaulatan negara ini melawan Freeport. Nasionalisme bangsa
dipertaruhkan, karena melawan Freeport bukan main2. Freeport adalah
wajah Amerika di Indonesia. Dampaknya bisa sangat buruk untuk keamanan
negeri kita.
Dan
seharusnya, inilah waktu kita menunjukkan kecintaan kepada negara
dengan memberikan dukungan moril supaya pemerintah tetap konsisten pada
pendiriannya.
Seharusnya mulai muncul poster2 perlawanan di media sosial supaya kita "ganyang Amerika".
Seharusnya juga ada mobilisasi massa atas nama umat Islam - sebagai agama terbanyak di Indonesia - dari seluruh Indonesia. Masjid2 mengumandangkan takbir penuh patriotisme dan kotbah2 Jumat diisi dengan nada berapi2 sudah saatnya kita berdiri di atas kaki sendiri.
Seharusnya juga pesantren2 di seputaran Jakarta mengirimkan santrinya untuk longmarch sebagai bentuk perlawanan terhadap kesombongan Amerika.
Seharusnya juga Aa Gym berdoa di twitter mendoakan pemerintah supaya jangan takut umat Islam dibelakang mereka. Atau naik kuda ala panglima Diponegoro dengan pose gagah.
Seharusnya Tengku Zulkarnaen mulai marah2 di twitter membakar semangat umatnya. Seharusnya juga KH Maruf Amin dan jajarannya di MUI mengeluarkan fatwa wajib hukumnya membela negara.
Seharusnya Habib Rizieq berada di podium bagai singa mengaum menggelorakan semangat kaum muda. Shalat subuh berjamaah di seluruh wilayah digerakkan untuk menunjukkan kekuatan umat Islam di Indonesia.
Seharusnya juga ustad Arifin Ilham mengajak umat berzikir dengan suara serak2 basah untuk keamanan Indonesia. Ustad Yusuf Mansur seharusnya membuat video di Instagram dengan mimik marah, "Freeport jangan ditiru ya nak, jangan ditiru !"
Dan seharusnya Monas dikelilingi lautan 7 juta manusia menggertak Amerika supaya patuh pada hukum di Indonesia.
Seharusnya begitu, Amerika adalah lawan yang sepadan untuk itu.
Sayangnya, mereka semua hanya berani berhadap2an dengan hanya seorang Ahok saja.
Hanya dengan seorang Ahok saja..
Bah ! Amerika bisa ketawa ngakak kalau mereka tahu. Donald Trump pasti sedang taruhan ma wakilnya, "Demi rambut palsu, kirimkan seorang Ahok lagi kesana, hancurlah Indonesia.."
Meski pait, kopi terpaksa harus diseruput dulu..**
Sumber : facebook Denny Siregar
Sumber
Seharusnya mulai muncul poster2 perlawanan di media sosial supaya kita "ganyang Amerika".
Seharusnya juga ada mobilisasi massa atas nama umat Islam - sebagai agama terbanyak di Indonesia - dari seluruh Indonesia. Masjid2 mengumandangkan takbir penuh patriotisme dan kotbah2 Jumat diisi dengan nada berapi2 sudah saatnya kita berdiri di atas kaki sendiri.
Seharusnya juga pesantren2 di seputaran Jakarta mengirimkan santrinya untuk longmarch sebagai bentuk perlawanan terhadap kesombongan Amerika.
Seharusnya juga Aa Gym berdoa di twitter mendoakan pemerintah supaya jangan takut umat Islam dibelakang mereka. Atau naik kuda ala panglima Diponegoro dengan pose gagah.
Seharusnya Tengku Zulkarnaen mulai marah2 di twitter membakar semangat umatnya. Seharusnya juga KH Maruf Amin dan jajarannya di MUI mengeluarkan fatwa wajib hukumnya membela negara.
Seharusnya Habib Rizieq berada di podium bagai singa mengaum menggelorakan semangat kaum muda. Shalat subuh berjamaah di seluruh wilayah digerakkan untuk menunjukkan kekuatan umat Islam di Indonesia.
Seharusnya juga ustad Arifin Ilham mengajak umat berzikir dengan suara serak2 basah untuk keamanan Indonesia. Ustad Yusuf Mansur seharusnya membuat video di Instagram dengan mimik marah, "Freeport jangan ditiru ya nak, jangan ditiru !"
Dan seharusnya Monas dikelilingi lautan 7 juta manusia menggertak Amerika supaya patuh pada hukum di Indonesia.
Seharusnya begitu, Amerika adalah lawan yang sepadan untuk itu.
Sayangnya, mereka semua hanya berani berhadap2an dengan hanya seorang Ahok saja.
Hanya dengan seorang Ahok saja..
Bah ! Amerika bisa ketawa ngakak kalau mereka tahu. Donald Trump pasti sedang taruhan ma wakilnya, "Demi rambut palsu, kirimkan seorang Ahok lagi kesana, hancurlah Indonesia.."
Meski pait, kopi terpaksa harus diseruput dulu..**
Sumber : facebook Denny Siregar
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar