Sebagai kepala keluarga bangsa Indonesia, Jokowi kembali dihadapkan dengan permasalahan yang muncul akibat ulah salah satu anggota keluarga. Dengan gaya kebapakan, Jokowi akhirnya turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan yang jika dibiarkan akan melebar kemana-kemana.
Sidang kabinet paripurna seolah menjadi “persidangan” bagi pejabat pemerintahan yang mbalelo dan mencoba melemhkan pemerintahan. Jokowi menemukan momen emas untuk berbicara dihadapan seluruh jajaran kabinet dan pejabat negara lainnya. Sidang paripurna ini bisa menjadi titik balik dari semua kegaduhan-kegaduhan yang diletupkan oleh lawan, dan ikut diperlebar oleh salah satu pejabat pemerintahan.
Isu PKI boleh dibilang telah berhasil diredam oleh Jokowi. Dengan kehadirannya menonton bareng film G30 S PKI, tuduhan PKI kepada Jokowi seolah langsung luntur. Film G30 S PKI yang dinilai akan semakin membuat isu PKI semakin panas, yang terjadi justru sebaliknya. Aksi 299 nyaris tak berdampak apa-apa meskipun telah bertemu anggota DPR. Masyarakat memang sepakat tidak boleh ada komunis di Indonesia, namun mereka tidak sepakat ketika Jokowi dituduh sebagai agen PKI.
Ada beberapa poin penting yang Jokowi sampaikan pada sidang kabinet paripurna di Istana negara. Meskipun sasaran dari pernyataan Jokowi adalah untuk seluruh peserta sidang, namun sepertinya sasaran utama adalah Gatot. Berikut poin pentingnya:
Pertama, Jokowi menegaskan bahwa dirinya adalah Panglima Tertinggi di atas lima matra angkatan bersenjata, yakni Laut, Darat, dan Udara. Beliau ingin menekankan agar semua pejabat agar fokus saja dalam bekerja dan tidak ada lagi kegaduhan.
Dengan mengatakan sebagai Panglima Tertinggi dari AL, AD, dan AU, Jokowi seperti sedang memperingatkan agar panglima TNI tidak seenaknya sendiri dalam melontarkan pernyataan atau tindakan. Bagaimanapun, panglima TNI ada di bawah Jokowi dan sudah seharusnya untuk patuh terhadap panglima tertinggi. Sikap tidak patuh dan berseberangan yang ditunjukkan oleh panglima TNI terhadap Panglima Tertinggi justru mejadi cela bagi Panglima TNI. Gatot boleh berseberangan dengan Jokowi jika sudah lepas dari jabatannya sebagai panglima TNI. Pernyataan Jokowi seperti sebuah peringatan keras agar Gatot tidak bertingkah semaunya sendiri.
Kedua, Jokowi mengingatkan para menteri Kabinet Kerja dan kepala lembaga tinggi negara agar menjaga tutur kata dan hubungan yang kondusif antar lembaga dan tidak membuat masyarakat bingung.
Saya rasa bukan sebuah kebetulan jika Jokowi tiba-tiba mengatakan hal ini tanpa ada sebab. Pernyataan Jokowi ini sangat jelas ditujukan ke siapa. Siapa lagi yang sebelumnya mengeluarkan tutur kata yang membuat hubungan antar lembaga menjadi renggang dan membuat masyarakat gaduh selain Gatot? Pernyataan kontroversi Gatot membuat Wiranto dan Menhan menegang? Hubungan TNI dengan Polri dan BIN juga menjadi renggang. Selain itu, pernyataan Gatot membuat masyarakat bingung dengan apa yang sedang terjadi di pemerintahan mengapa antar lembaga saling menyerang? Saya yakin perkataan Jokowi ada hubungannya dengan kegaduhan yang sebelumnya dibuat oleh Gatot.
Ketiga, Jokowi juga menegaskan, persoalan antara lembaga maupun kementerian harus diselesaikan secara kondusif. Harus dibahas di tingkat Menteri Koordinator, tingkat menko belum selesai, tingkat Wapres. Kalau masih belum selesai bisa ke presiden.
Pernyataan tersebut sangat jelas menyindir Gatot yang seolah tidak paham prosedur dalam menyelesaikan persolan. Bukannya melakukan komunikasi intens dengan lembaga lain untuk menyelesaikan persoalan, Gatot justru melemparkan pernyataan kontroversinya ke publik. Hal ini tentu sangat disayangkan oleh Jokowi apalagi Gatot seorang panglima TNI yang sudah seharusnya membuat situasi dan kondisi tenang, bukan malah membuat gaduh.
Keempat, Jokowi mengajak pejabat pemerintah untuk terus bekerja sama, terus bersinergi, jaga stabilitas politik, jaga stabilitas ekonomi. Tingkatkan kinerja dan prestasi dalam mendukung semua program yang berkaitan dengan pembangunan Negara.
Untuk pernyataan keempat ini, mungkin tidak khusus ditunjukan ke Gatot, namun kepada semua jajaran pejabat pemerintahan. Karena tidak mungkin juga Jokowi hanya fokus ke Gatot saja meskipun dia yang saat ini sedang bandel. Jokowi perlu memperhatikan pejabat-pejabat yang lain dan mengingatkan untuk tidak mengurus isu-isu yang tidak penting dan lebih baik fokus bekerja membangun negara.
Ada hal yang menarik yang saya tunggu, yaitu reaksi Gatot setelah diceramahi banyak hal oleh Jokowi. Jika dia tidak berkata kontroversi lagi yang memicu kegaduhan, kemungkinan dia memang intropeksi diri, mengakui kesalahan, serta tidak ingin mengulangi lagi.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, misalnya Gatot kembali mengeluarkan pernyataan yang membuat Gaduh, maka saya pastikan Gatot memang sudah tidak punya rasa hormat lagi kepada Panglima Tertinggi. Gelagat seperti semakin memperkuat dugaan bahwa dia memang berniat bertarung melawan Jokowi di Pilpres 2019.
0 komentar:
Posting Komentar